Kisah Shovia, Gadis Tomboy Penghafal Qur’an

Kisah Shovia, Gadis Tomboy Penghafal Qur’an
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Tomboy, jauh dari kata anggun dan agamis, itulah gambaran gadis pemilik nama lengkap Shovia Nurul ‘Aini (16). Namun itu adalah pribadi yang telah berlalu sebelum ia menemukan kenyamanan bersama Al-Qur’an. Masa-masa dimana dirinya belum memberikan Al-Qur’an tempat di hatinya.

Berasal dari keluarga yang mengedepankan agama, Shovia diarahkan di pendidikan yang mengutamakan nilai-nilai keagamaan. Bukan hanya mengedepankan dunia tetapi juga akhirat.

Dari lima bersaudara, Shovia adalah anak nomor tiga. Dikhawatirkan kebebasan pertemanan yang Shovia jalin akan membuat masa depan dirinya berantakan, maka orang tua memutuskan untuk memberangkatkan dia ke pondok pesantren yang tidak jauh dari rumahnya, yaitu Rumah Tahfidz Samparan, Bantul, Yogyakarta. Dengan dalih untuk keselamatan anak-anak di masa depan agar tidak terjerumus dalam perangkap pertemanan yang salah.

Atas dasar keterpaksaan gadis ini memulai kehidupan dan pembelajaran baru. Namun, lambat laun ketenangan justru mulai Shovia dapatkan. Hal itu dirasakan saat dirinya masih duduk kelas 2 SMP. Semakin tahun semakin mendapatkan kenyamanan, dan seolah Al-Qur’an adalah teman.

Meski letih terkadang juga pernah dirasakan dirinya saat menghafal. Namun mengingat kembali bahwa Al-Qur’an adalah kenyamanan, maka semangat kembali ia dapatkan. Saat pikiran tidak tenang, juga seringkali menghambat hafalannya. Rasa takut akan membebani orang lain, sering kali ia rasakan ketika mendapat masalah. Ia sungkan untuk membagikan cerita entah dengan saudara ataupun orang tua, dan akhirnya berujung pada over thinking.

Satu per satu perubahan Shovia rasakan sendiri setelah dirinya semakin dekat dengan Al-Qur’an. Berkat Al-Qur’an yang ia tempatkan dengan baik di hati, setiap ada masalah yang menghampiri, Al-Qur’an-lah yang menjadi penenang gadis asal Ngabean, Triharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta itu.

Ayahnya bekerja sebagai nelayan di Jakarta. Demi menghidupi keluarga, ibu juga ikut bekerja dengan menjadi distributor lele yang saat ini sudah memiliki pelanggan tetap. Dibantu oleh kakaknya, sang ibu mengembangkan usaha lelenya untuk menghidupi keluarga dan biaya pendidikan anak-anak, termasuk Shovia.

Asa yang dirangkai gadis ini begitu tertata rapi. Keinginannya menjadi penghafal Qur’an menjadikan Qur’an sebagai teman dalam hidupnya. Ia buktikan dengan kesungguhannya dalam menghafalnya.

Hingga saat ini sudah 16 juz ia hafalkan. Berkecimpung di bidang kesehatan juga ingin diwujudkan untuk kehidupan keluarga yang lebih baik. Bukan hanya sekedar membantu perekonomian keluarga, namun juga keinginannya membantu banyak orang yang membutuhkan pertolongan di bidang kesehatan.

Di ujung perbincangan gadis berparas ceria yang kini sudah bermetamorfosa menjadi anggun itu berpesan, “ingatlah alasanmu saat mulai goyah akan tujuanmu.” []