Langkah Kakinya Menyusul Zahra

Langkah Kakinya Menyusul Zahra
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Menjelang siang, seorang lelaki berbadan tegak tergopoh masuk, memanggul tas ransel terisi penuh, matanya melihat kesana kemari ke sekeliling ruangan. Lekas duduk, di hadapannya sekitar 40 puluhan orang duduk bersila berkumpul sedang berbincang, tanya jawab. Sedikit terlambat, lelaki tua beransel tadi memberanikan diri mengajukan pertanyaan, “adakah Zahra disini?”

Lelaki enam puluh tahun itu berbinar, Zahra, putrinya telah duduk bersama 18 santriwati di Pesantren Takhassus IX Daarul Quran Yogyakarta. Ini hari kedua Zahra disini. Langkah kaki Zahra beberapa hari lalu menuju Yogyakarta dari Bogor tanpa ditemani orang tua untuk masuk di hari pertama pesantrennya. Lelaki tua berjenggot itu menghela nafas, ucap syukurnya keluar dari bibir sedikit gemetar, membayangkan putrinya kelak akan menjadi seorang dai dan penghafal Quran, sebuah cita-cita putrinya sejak kecil.

Lelaki tua itu adalah Darusman, dengan rompi bertuliskan Al-Aqsha, membagi pengalamannya selama dua tahun di Gaza, Palestina kepada para hadirin. Setidaknya ada dua rumah sakit Indonesia yang ikut dibangun oleh kedua telapak tangan Darusman yang kini kasar namun kokoh. Juga tentang beberapa tahun lampau ikut menyembelih hewan Qurban Istimewa (QUIS) Daarul Quran di Grha Tahfizh Daarul Quran cabang Gaza Palestina untuk dua ratusan santri penghafal Quran. Tidak ada bayangan sebelumnya, hingga beberapa tahun berikutnya, putrinya berhasil lolos dari salah satu program beasiswa dari PPPA Daarul Quran. Bertambah takzim, Darusman baru menyadari atas kuasa Allah SWT. atas jalan dipertemukan kembali dengan Daarul Quran.

Darusman adalah salah satu orang tua santri Pesantren Takhassus IX Daarul Quran Yogyakarta yang ikut hadir dalam pembukaan program beasiswa tahfizh yang bertujuan mengkader kaum dhuafa untuk menjadi seorang penghafal Quran dan ulama-ulama masa depan yang berkapasitas dalam dakwah di tengah masyarakat.

Ahad (8/7) lalu, para santriwati dan keluarga berkumpul di Pesantren Takhassus IX Daarul Quran yang beralamatkan di Candirejo No. 39, RT 1, RW 14, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Delapan belas santri telah lolos seleksi berasal dari berbagai daerah di Indonesia. "Para santriwati akan ditarget selama 1 tahun hafal 15 juz AL-Quran, jadi 2 tahun hafal 30 juz dan mempelajari beberapa kitab," ujar Ustaz Ammar Mahmud, pengasuh Pesantren Takhassus IX Daarul Quran Yogyakarta.

Maulana Kurnia Putra, Manager Area PPPA Daarul Quran Yogyakarta dan Jawa Tengah menambahkan, "seharusnya ada rasa syukur yang tertanam di hati para santri dan orang tua, karena para santriwati difasilitasi layak dan lengkap. Di lain kesempatan, ada anak-anak yang bersusah payah untuk mengaji, mereka harus berjalan 3 kilometer mendaki bukit untuk mengaji Al-Quran menyetorkan hafalannya.”

Langkah kaki Zahra yang disusul Darusman, ayahandanya, adalah bukti tentang kuasa Allah SWT. atas cita-cita banyak anak-anak Indonesia yang kelak akan menjadi pemimpin. Langkah kaki Zahra dalam menuju Al-Quran adalah kisah yang menguatkan, tidak hanya dirinya dan keluarga namun juga sekian banyak Muslim yang tetap menjaga keyakinannya pada janji-janji dalam kalam-Nya. Satu, dua, dan banyak “Zahra” lain di Indonesia adalah tanda masih ada jalan dan harapan untuk masa depan lebih baik. Langkah kaki Zahra dan kaki-kaki kecil lain menuju Al-Quran semoga menjadi doa sekaligus ihtiar kita bersama untuk mencari keberkahan bersama para penghafal Al-Quran. Aamiin.[]