Nenek 74 Tahun Ikut Wisuda Tahfizh ke-6 Rumah Tahfizh Daarul Ishlah

Usia bukan alasan untuk berhenti belajar. Nenek Zuhria sejak beberapa tahun ini menghafal juz 30 dan surat Al-Waqiah di tengah keterbatasan dalam melihat dan mendengar di usianya yang menginjak 74 tahun. Berkat kegigihannya, pada hari Sabtu (31/12) Nenek Zuhria diwisuda pada momen Haflah dan Wisuda Tahfizh ke 6 Rumah Tahfizh Daarul Islah bersama 71 lansia lainnya. 

Nenek 74 Tahun Ikut Wisuda Tahfizh ke-6 Rumah Tahfizh Daarul Ishlah
Nenek Zuhria (2 dari kanan) ikut diwisuda bersama para lansia lainnya
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Usia bukan alasan untuk berhenti belajar. Nenek Zuhria sejak beberapa tahun ini menghafal juz 30 dan surat Al-Waqiah di tengah keterbatasan dalam melihat dan mendengar di usianya yang menginjak 74 tahun. Berkat kegigihannya, pada hari Sabtu (31/12) Nenek Zuhria diwisuda pada momen Haflah dan Wisuda Tahfizh ke 6 Rumah Tahfizh Daarul Islah bersama 71 lansia lainnya. 

Keseharian Nenek Zuhria dan teman-teman lansia lainnya adalah mengaji di MT Daarul Islah. Tempat mengajinya tersebut merupakan bagian dari Rumah Tahfizh Daarul Islah Desa Tanjung Pinang Kab Ogan Ilir.

Rumah Tahfizh Daarul Islah memiliki 200 santri usia anak dan remaja yang tidak bermukim. Sementara 80 di antaranya adalah para usia lansia. Mereka rata-rata adalah nenek, kakek, dan keluarga dari para santri. Sejak awal berdiri Rumah Tahfizh Daarul Islah sudah melakukan pembinaan kepada para lansia, melalui program Majelis Taklim.

Rumah Tahfidz ini dibuka pada 2016 dengan niat awalnya untuk melakukan pembinaan keagamaan dan ilmu Qur’an kepada anak-anak dan remaja. Di luar dugaan, antusias masyarakat terutama dari para  lansia yang haus akan ilmu agama maka dibentuk pula majelis taklim untuk para bapak dan ibu lansia.

"Kami berharap teman-teman lansia ini bisa mendapatkan ketenangan dan kedamaian dalam menjalani hidup diusia senja dengan selalu berinteraksi Bersama Al Qur’an," ujar Ustadz Destri selaku Mudir Rumah Tahfizh Daarul Islah.

Perjuangan mendirikan Rumah Tahfizh Daarul Ishlah berawal dari menumpang di Mushola.  Santri pun dikenakan infaq semampunya.

"Semakin hari jumlah santri yang mengaji terus bertambah hingga pada tahun 2019 mendapatkan bantuan hibah tanah dan bangunan ruang kelas dari pihak Desa," tambahnya sambil mata berkaca-kaca ketika menyampaikan cerita perjuangannya.

"Pada Wisuda Tahfizh ke-6 ini kami mewisuda sebanyak 43 Santri anak dan remaja dengan kategori, 1 juz, 3 juz, 5 juz dan seterusnya. Serta ditahun ke 6 ini juga mewisuda 71 orang para lansia yang sudah menghafal Juz 30 dan surat-surat pilihan, dengan rincian Surat Al Waqiah dan juz 30 sebanyak 16 orang,  surat Ar Rahman sebanyak 20 orang, surat al  Yasin 20 orang, surat Al Mulk 15 orang," kata Ustadz Destri di tengah sambutannya.

Rumah Tahfizh Daarul Islah di bawah Yayasan Daarul Islah Al Falimbangi, berdiri sejak tahun 2016 dan merupakan binaan dari Rumah Tahfizh Center PPPA Daarul Qur’an. Sudah banyak melahirkan alumni yang saat ini mondok di beberapa Pesantren di Jawa seperti Jombang, Madiun dan bebrap daerah lainnya, Bahkan ada 1 santri saat ini sedang magang di Jerman.  

"Ini sebuah terobosan baru, inovasi dari rumah tahfizh Daarul Islah,  mudah-mudahan bisa jadi inspirasi dan motivasi buat rumah-rumah tahfizh lainnya di Sumsel untuk memberikan terobosan baru dalam pengembangannya, dan kami berharap di tahun 2023 selain ada program wisuda tahfizh, juga program pengambilan Sanad buat santri yang sudah memiliki hafalan yang baik dan memenuhi syarat, yang bacaan Sanad itu langsung menyambungkan ke Rasullullah SAW, "ujar Andiwijaya selaku Koordinator Rumah Tahfzh Center Sumatera Selatan. []