Pemberangkatan WTN Kafilah Wilayah Jatim

Sebanyak 25 santri dari Surabaya, Probolinggo, Malang, dan Tulungagung mengikuti acara pelepasan santri menuju Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) di Masjid Lakarsantri Surabaya. Acara ini dihadiri oleh Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Surabaya, Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Malang, Korda Rumah Tahfidz Jatim 1 dan 2, Korda Bali serta pendamping santri.

Pemberangkatan WTN Kafilah Wilayah Jatim
Pemberangkatan WTN Kafilah Wilayah Jatim
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Sebanyak 25 santri dari Surabaya, Probolinggo, Malang, dan Tulungagung mengikuti acara pelepasan santri menuju Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) di Masjid Lakarsantri Surabaya. Acara ini dihadiri oleh Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Surabaya, Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Malang, Korda Rumah Tahfidz Jatim 1 dan 2, Korda Bali serta pendamping santri.

Menurut cerita santri yang mengikuti WTN, seleksi WTN tahun ini berbeda dengan tahunsebelumnya. Seleksi yang dilakukan di tahun ini lebih ketat.

Khusus untuk wilayah Surabaya, kuota minimal santri yang mengikuti seleksi adalah 10 orang. Terbagi menjadi lima santri yang sudah khatam 30 juz dan lima santri lainnya memiliki hafalan di bawah 30 juz. Peserta yang lolos seleksi berjumlah tiga orang, namun yang bisa berangkat ke WTN hanya dua orang.

WTN sendiri merupakan acara yang diselenggaran setiap tahun oleh Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an yang diikuti santri dengan katagori yang berbeda sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada santri dalam menghafal Al-Qur’an.

Wisuda tahfidz ini menjadi momentum yang ditunggu-tunggu, namun bukan berarti akhir dari sesi menghafal Al-Qur'an. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Surabaya Ramadani. Ia mengatakan wisuda ini bukan hanya momentum namun gerbang awal untuk ke tahap selanjutnya.

“Jangan menjadikan WTN ini sebagai ceremonial, jadikan momen ini penyemangat dan jadilah pioner dakwah dengan hafalan Al-Qur’an yang kalian semua miliki,” ungkapnya.

Ramadani juga menambahkan bahwa output setelah wisuda ini adalah untuk menuntaskan buta aksara Qur'an yang menurut data masih ada 65% yang mengalami buta aksara Al-Qur’an. Tentunya menularkan ilmu untuk lingkungan sekitar.

Harapan dan rasa syukur disampaikan juga oleh assatidz rumah tahfidz Daarul Quran Putri Surabaya sekaligus koordinator wilayah jawa timur 1, mengatakan sangat bersyukur karena kembali ada santri perwakilan surabaya yang lulus dan mengikuti WTN.

“Alhamdulillah, tentunya ini tak lepas dari semangat santri untuk terus mengulang dan menambah hafalannya. Keberkahan Al-Qur’an dan tentunya doa dari kedua orang tua,“  pungkasnya.