PPPA Daarul Qur'an Makassar Sediakan 1.000 Porsi Makanan untuk Korban Gempa Sulbar Setiap Harinya

PPPA Daarul Qur'an Makassar Sediakan 1.000 Porsi Makanan untuk Korban Gempa Sulbar Setiap Harinya
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Gempa yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat, pada Jum'at (15/1) lalu masih menyisakan berbagai cobaan. Setelah korban jiwa, korban luka-luka dan dan sebagian besar warganya mengungsi, kini muncul persoalan baru yakni makanan.

PPPA Daarul Qur'an Makassar telah berada di Mamuju, Sulawesi Barat, sejak Jum'at (15/1) untuk membantu mengevakuasi korban bencana alam. Diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) dini hari.

Mamuju juga merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah setelah pusat gempa. Warga yang selamat telah berada di posko pengungsian yang disediakan.

Sesampainya di lokasi, PPPA Daarul Qur'an Makassar mendirikan dapur umum untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan korban. Selain obat-obatan dan pakaian, makanan juga merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan para pengungsi di sana.

Ustadz Muhammad Rustang, salah seorang Tim Siaga Bencana (Sigab) PPPA Daarul Qur'an Makassar mengatakan bahwa setiap harinya mereka membuat 1.000 porsi sarapan untuk para pengungsi.

"Setiap pagi membuat sarapan untuk para korban sebanyak 1.000 porsi, dan juga kemarin sudah membantu Basarnas, membantu membersihkan reruntuhan bangunan, melakukan evakuasi," ujarnya.

Selain membantu petugas, Tim Sigab juga mengadakan aksi Trauma Healing bagi warga yang masih shock atas tragedi yang menimpa mereka. Aksi tersebut dilakukan karena milihat psikis warga yang belum stabil. Hal itu menyebabkan mereka masih ketakutan untuk kembali ke rumahnya.

"Kami juga adakan trauma healing bagi warga terdampak gempa, karena psikologi masyarakat di sini masih takut dengan gempa susulan, maka mareka takut masuk rumah dan bertahan di tenda," ungkap Ustadz Rustang.

Ia menyampaikan bahwa kondisi di Mamuju masih sangat memprihatinkan. Kebutuhan logistik terus dibutuhkan, sedangkan akses bantuan menuju lokasi terputus karena longsor yang menimbun jalan.

"Kami sempat keliling, ada tiga lansia, kebutuhan urgent itu adalah popok dan susu, makanan bayi, selain itu juga pakaian syari, kurang karena di Mamuju tidak ada yang buka toko jadi sangat susah sekali," imbuhnya.

Ustadz Rustang dan para relawan lainnya berterima kasih kepada para donatur yang telah menyalurkan bantuannya. Pihaknya akan terus mendampingi para korban dengan sepenuh hati. Maka, ia berharap doa dan dukungan dari donatur dan masyarakat Indonesia pad umumnya agar para relawan yang terjun ke lapangan tetap diberikan kesehatan dan kekuatan untuk mengemban amanah tersebut. []