Rumah Tahfidz Sabilunnajah, Ikhtiar Menemani Usia Senja

Rumah Tahfidz Sabilunnajah, Ikhtiar Menemani Usia Senja
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Rumah Tahfidz Sabilunnajah berdiri sejak 2005. Rumah Tahfidz yang terletak di Dusun Temuwuh Kidul, Desa Balecatur, Gamping, Sleman, ini mengkhususkan pembelajaran untuk para orang tua dan lansia.

Pada awalnya, Rumah Tahfidz Sabilunnajah menerima dan mendidik seluruh usia termasuk anak-anak dan remaja. Namun, seiring berjalannya waktu santrinya kian berkurang hingga tersisa para lansia.

Hal ini seperti dituturkan oleh pengasuh Rumah Tahfidz Sabilunnajah, Ustadz Joko Wahono. "Sebenarnya sejak awal itu sudah berdiri di tahun 2005, namun pembelajaran baru mulai tahun 2007. Dari anak-anak, remaja, dan orang tua juga lansia ngaji di sini. Tapi lambat laun yang anak-anak dan remaja itu semakin hari semakin berkurang, apalagi yang remaja itu kan pada pergi ke kota untuk bekerja atau sekolah jadi kok malah yang sepuh-sepuh yang tetap istiqomah itu, akhirnya kita dampingi mbah-mbah, orangtua-orangtua kita itu," jelas Ustadz Joko.

Keputusan Ustadz Joko waktu itu juga melihat latar belakang para jamaahnya. Mengingat penduduk sekitar Rumah Tahfidz kebanyakan dihuni oleh masyarakat dhuafa, selain secara ilmu keagamaan juga masih kurang. Hal itu membuat Ustadz Wahono dan keluarga tergugah untuk mendampingi masyarakat Temuwuh Kidul.

Akhirnya kajian Al-Qur'an dimulai dari tingkat dasar, selain itu ada juga majelis pengajian malam Rabu yang selalu ramai oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu warga Dusun Temuwuh Kidul. Karena geliat belajar keagamaan yang semakin tinggi mulai tumbuh, akhirnya Ustadz Joko bergabung dengan Rumah Tahfidz Center (RTC) Daarul Qur'an, hingga pada Ahad (21/2) Rumah Tahfidz Sabilunnajah diresmikan oleh Ustadz Ulil Abshar, selaku Koordinator RTC Regional Yogyakarta dan Kepala Desa Balecatur.

Ustadz Joko berharap dengan bersinergi dengan Daarul Qur'an dapat meluaskan kebermanfaatan Rumah Tahfidz. Kedepannya Ustadz Joko berencana melakukan program pemberdayaan untuk masyarakat sekitar,

"Di sini memang sebagian dihuni warga dhuafa, kalau toh bertani juga hanya mengandalkan sawah tadah hujan. Kedepan kita akan cari potensi lain untuk warga sekitar sini, kita kelompokkan lansia yang masih bisa diberdayakan dan yang tidak," lanjut Ustadz Joko.

Sebagai aktivis pengajar di sekolah dan perguruan tinggi, Ustadz Joko merasa prihatin dengan warga Dusun Temuwuh Kidul yang secara keagamaan masih kurang untuk para lansia. Hal itu dipahami Ustadz Joko dan Ustadzah Wuri, istrinya, bisa jadi karena akses keilmuan di zaman simbah-simbah kita kala itu belum seperti sekarang, bahkan untuk makan masyarakat kala itu begitu kesulitan, apalagi untuk pembelajaran, hanya segelintir orang dapat mengaksesnya.

"Kalau sudah sepuh gini kan, seperti Ibu saya ini juga lebih fokus untuk 'golek sangu' ibaratnya, untuk mencari bekal di akhirat nanti, jadi dengan ngaji ini salah satunya, setidaknya untuk syariat yang wajib-wajib itu bisa diamalkan dulu. Kita temani mereka untuk ikhtiar menuju husnul khotimah kelak insya Allah," ungkap Ustadzah Wuri. []