Selamat Jalan Ustad Jono
Sumarjono, pria berusia 53 tahun itu sudah tak lagi merasakan sakit atas komplikasi gula yang dideritanya. Hari ini, Rabu (24/10) ia telah berpulang. Begitu banyak yang berduka atas kepergiannnya. Ustad Jono sapaan akrabnya, sangat istimewa. Semasa hidup, ia selalu memotivasi orang-orang yang ada di dekatnya untuk menjadi hamba Allah yang taat.
Bermula saat Jono berada di titik terendah kehidupan. Pada 2009 tepatnya, ia baru mengucap syahadat sebab sejak kecil Jono tak kenal agama. Bertahun-tahun ia malang melintang di dunia hitam yang penuh kekafiran dan kemusyrikan. Perdukunan dan dunia klenik lainnya membuat Jono kehilangan istri dan orang-orang tercinta. Ia rela melakukan apapun yang penting hidupnya bahagia dan sukses.
Sampai akhirnya Jono yang merupakan seorang pengusaha mengalami kerugian hingga punya utang dagang besar setelah ditipu rekan kerjanya sendiri. Dari peristiwa itu, Jono pun berusaha perlahan bangkit dari keterpurukan dengan memulai jadi orang yang lurus nan beriman. Ia pun bertemu Sutiyono, guru yang juga sahabatnya dalam berdakwah.
Bersama Ustad Yono sapaan Sutiyono, Jono ingin berbagi pengalaman khususnya kepada masyarakat di kampungnya yakni di Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Sebab di sana budaya dan tradisi klenik masih sangat kental. Jono pun akhirnya bekerja sama dengan PPPA Daarul Qur’an untuk mendawamkan Qur’an di sana. Ia menginfakkan sebidang tanah di sebelah rumahnya untuk dijadikan tempat pengajian.
Jono dan Yono membangun mushola dan rumah tahfizh untuk menampung anak-anak desa belajar dan menghafal Alqur’an sampai pada akhirnya menjadi Kampung Qur’an Bromo. Keberadaannya di Kaki Bromo menjadi oase dakwah di tengah perkampungan yang sepi dari alunan suara bacaan Alqur’an. Kini, mushola kecil dan rumah tahfizh itu sudah mandiri dan punya 45 santri.
Atas dedikasi Jono dan Yono yang begitu semangat mendawamkan Alqur’an, PPPA Daarul Qur’an pun memberikan hadiah umrah bagi dua orang sahabat itu pada 2016 lalu. Di hadapan santri dan keluarga, mereka tak sanggup menahan tangis dan langsung bersujud syukur. Perjalanan hidup dan perjuangan Jono mendawamkan Qur’an menjadi kenangan manis yang selalu teringat.
Selamat Jalan Ustad Jono, terima kasih atas semua dedikasimu di jalan dakwah bersama Daarul Qur'an. Semoga Allah mengampuni segala kekhilafan, melapangkan kuburmu dan menjadikan setiap kebaikan sebagai amal ibadahmu yang menjadi pemberat di yaumil hisab. Aamiin Allahuma Aamiin.