SMAN 5 Yogyakarta Akan Berpartisipasi dalam Wisuda Akbar IMQ 11
SMAN 5 Yogyakarta menggelar Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk program tahfizh pada 19-22 Desember 2024. PAS diikuti oleh seluruh kelas X dan XI dengan total 576 siswa. Integrasi Tahfizh sebagai menu program baru di PAS ini sebenarnya sudah diterapkan sejak 2022 lalu. Tepatnya, semenjak tahfizh dikonversi menjadi program intrakurikuler yang masuk dalam kategori mata pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Sebagaimana mata pelajaran lainnya, PAS tahfizh menjadi momentum mengukur capaian belajar siswa dari target awal yang ditentukan, baik dalam bentuk kualitas bacaan maupun kuantitas hafalan Al-Qur’an. Kelas X ditargetkan mampu menghafal dari An-Nas hingga Al-Fajr, sedangkan kelas XI dari A-Ghasiyah hingga An-Naba.
Kelak di kelas XII, harapannya berfokus pada pengulangan (muroja’ah) hafalan yang sudah dicapai di kelas X dan XI. Intinya, target besar dari program tahfizh ini adalah siswa dapat menyelesaikan hafalan Juz 30 secara mutqin dalam jangka waktu 3 tahun.
Terlepas sebagai tolak ukur hasil belajar siswa, PAS juga menjadi bahan untuk mengukur efektivitas pembelajaran, kualitas pengajar, hingga media evaluasi seluruh komponen program yang bersangkutan. Selain itu, hasil PAS tahfizh ini juga diharapkan menjadi bentuk partisipasi siswa SMAN 5 Yogyakarta dalam Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Al-Qur’an (IMQ) 11 yang akan diselenggarakan pada 21 Desember 2024 nanti.
Pak Kasimin, M.Pd. selaku Waka Afeksi sekaligus Koordinator Program Tahfizh SMAN 5 Yogyakarta ternyata menyambut dengan sangat baik terkait penawaran tersebut. “Kami dengan senang hati akan mensosialisasikan sekaligus mendorong siswa-siswi kami untuk berpartisipasi dalam Wisuda Akbar 11 ini. Hasil dari PAS ini harapannya nanti menjadi bahan untuk menentukan berapa banyak siswa kami yang bisa masuk kategori Wisuda Akbar,” tuturnya.
Partisipasi SMAN 5 Yogyakarta menjadi bukti bahwa membuka paradigma baru bahwa Wisuda Akbar 11 merupakan sebuah syiar untuk mengapresiasi seluruh kalangan yang telah berhasil menghafal Al-Qur’an dengan berbagai capaian.
Dalam hal ini, tidak hanya terbatas pada santri yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ), melainkan juga lembaga maupun masyarakat umum yang menjalankan program tahfizhul Qur’an. Tentu, apresiasi dari capaian kecil ini harapannya menjadi bahan bakar untuk terus menumbuhkan semangat dalam menghafal Al-Qur’an hingga tuntas 30 Juz. (ara)