Tak Hanya Ahli IT, Wisudawan STMIK Antar Bangsa Berjiwa Qur'ani
Daarul Qur'an terus bergerak membumikan Al-Qur'an melalui pembibitan para penghafal Qur'an dalam berbagai sektor pendidikan. Kini, mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi telah dimiliki oleh Daarul Qur'an sebagai ikhtiar untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Salah satunya adalah STMIK Antar Bangsa yang betempat di Kawasan CBD Ciledug, Tangerang. Perguruan tinggi yang mengedepankan Information and Technology (IT) ini, selain mengenalkan dunia digital kepada mahasiswanya, juga menyertakan pendidikan agama berupa kurikulum tahfizh.
Dengan visi tersebut, harapannya selain memiliki keahlian di bidang IT yang memang menjadi serapan pasar di era ini, para lulusannya pun merupakan para penghafal Al-Qur'an yang memegang dan menjunjung tinggi nilai-nilai Qur'an dalam setiap aktivitasnya.
Kini, pada Selasa (26/11) pagi, STMIK Antar Bangsa menggelar acara Dies Natalis XII dan Wisuda Sarjana VII STMIK Antar Bangsa 2019, di Hotel Horison, Ciledug, Tangerang. Kampus yang berdiri sejak 2007 ini mewisuda sebanyak 27 wisudawan dan wisudawati dari jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika.
Acara dibuka Ketua STMIK Antar Bangsa Soemarijadi, yang sekaligus memberikan sambutannya. Ia memberikan nasihat kepada para wisudawan dan wisudawati agar tidak hanya berkompeten dalam ilmu teknologi, akan tetapi juga memiliki jiwa Qur'ani.
"STMIK Antar Bangsa memiliki dua pembelajaran yaitu kurikulum inti dengan basic IT serta program unggulan Al-Qur'an atau program tahfizh yang membentuk jiwa Qur'ani para wisudawan dan wisudawati," ucapnya.
Ia merasa bangga kepada lulusan STMIK Antar Bangsa yang telah menyelsaikan pendidikan Strata 1 dengan baik. Tidak lupa, doa dan harapannya agar pengalaman belajar, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat para anak didiknya dapat berguna untuk mengembangkan potensi dan kepribadian yang luhur bagi mereka.
Selain itu, Ketua Yayasan Bina Putra Putri Bangsa, Ustadz Ahmad Jamil memberikan nasihat melalui sambutannya. Ia mengatakan bahwa Allah menantang manusia khususnya para wisudawan dan wisudawati untuk menggali ilmu dan pengalaman setinggi-tingginya. Bahkan, Allah menantang manusia untuk menembus langit dan bumi. Namun itu semua tidak dapat dilakukan, kecuali dengan kekuatan Allah.
"Kita tidak boleh tidak menyertakan Allah, walaupun kita sudah menembus langit dan bumi, sampai ingin membuat perumahan di Mars, kita tidak boleh untuk tidak menyertakan Allah. Maka, alhamdulillah di STMIK Antar Bangsa diajarkan ada Allah bersama kita, Alhamdulillah," tuturnya.
Menurutnya ilmu dapat berubah dan kebudayaan dapat berkembang, namun ada satu jalan dalam hidup ini yang tidak akan pernah berubah hingga tibanya hari kiamat yaitu Al-Qur'an. Maka, ini merupakan bekal yang akan dipegang teguh oleh lulusan STMIK Antar Bangsa dimana pun berada.
Amanah besar akan diemban para lulusan terbaik dari berbagai wilayah di Indonesia ini. Beberapa diantaranya adalah Muhammad Abiyyu Rahman, Hilmi Noryahya, Riqie Pratama dan Ismatul Maola. Mereka merupakan wisudawan dan wisudawati terbaik dari segi akademik serta non akademik atau kurikulum tahfizh dari kedua jurusan.
Riqie Pratama mengaku tak menyangka saat namanya dipanggil dan mendapatkan gelar wisudawan terbaik Sistem Informasi dari bidang akademik. Tidak hanya Riqie, kedua orang tuanya yang saat itu hadir pun mengungkapkan bahwa mereka tidak menyangka predikat wisudawan terbaik Sistem Informasi akan diberikan kepada anaknya.
Riqie yang merupakan wisudawan asal Amuntai, Kalimantan Selatan ini telah memiliki planning paska dirinya lulus dari STMIK Antar Bangsa. Pertama-tama, ia akan mencari pekerjaan sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki. Kemudian akan membahagiakan kedua orang tuanya dengan prestasi di dunia kerja.
Saat ini Daarul Qur'an tengah merintis program besar untuk mendirikan perguruan tinggi yakni Universitas Daarul Qur'an yang juga akan menyertakan STMIK Antar Bangsa di dalamnya. Ini merupakan ikhtiar untuk melahirkan pemimpin bangsa yang tidak hanya melek teknologi, namun juga memiliki pengetahuan serta kemampuan spiritual yang mumpuni.
Hal itu sesuai dengan pesan KH Yusuf Mansur dalam acara ini agar gelar dan prestasi yang didapatkan pada tingkatan apapun harusnya berbanding lurus dengan keadaan iman. Kokohnya iman yang dibuktikan dengan menomor satukan Allah dalam segala kebutuhan akan membawa siapapun dalam kasih sayang-Nya, agar mendapatkan puncak kebahagiaan yaitu sukses hidup di dunia dan akhirat. (dio/ara)