Ujian Tahfizh SMAN 5 Yogyakarta Berama Laznas PPPA Daarul Qur'an
SMAN 5 Yogyakarta bersama PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta kembali menggelar Ujian Tahfizh untuk siswa kelas XII pada Senin (22/4). Agenda ini telah menjadi event tahunan semenjak SMAN 5 Yogyakarta telah berhasil menyelenggarakan Wisuda Purnasiswa sekaligus Wisuda Tahfizh pada tahun 2023 lalu.
Acara dibuka langsung oleh Bapak Kasimin, M.Pd selaku Waka Afeksi dan Penanggung Jawab Program Tahfizh di SMAN 5 Yogyakarta. Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan teknis ujian oleh Ustadz Hasan Fadhillah selaku perwakilan dari PPPA Daarul Quran Yogyakarta. Ada 14 siswa kelas XII yang secara keseluruhan telah berhasil menuntaskan minimal 1 juz 30 pada ujian tahfizh kali ini. Menariknya, sebagian besar siswa telah berhasil memiliki hafalan 2 juz, 3 juz, 5 juz, bahkan terbanyak mencapai 18 juz. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan kepada publik sekaligus menepis stigma bahwa menghafal Al-Quran harus dengan menjadi santri di sebuah pesantren.
Melainkan, Menghafal Al-Quran bukanlah privilege yang hanya diperuntukkan santri di pondok pesantren. Selama ada niat, tekad yang kuat, keseriusan dan komitmen, kegiatan menghafal Al-Quran bisa dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja. Termasuk di Lembaga Pendidikan Formal, layaknya SMAN 5 Yogyakarta. Tentu hal ini menjadi prestasi non akademik yang luar biasa bagi siswa dan sekolah, karena telah berhasil memberikan fasilitas pengembangan minat yang inklusif dalam bentuk program tahfizh siswa, sehingga menciptakan keselarasan kompetensi baik dari sisi intelektualitas, maupun religiusitas.
Adapun untuk teknis pelaksanaan ujian, sebagaimana pada umumnya, menggunakan sistem sambung ayat dengan total soal sebanyak 3 pertanyaan. Indikator yang menjadi tolak ukur penilaian mencakup aspek keutuhan maqro’, kelancaran, makhroj dan tajwid. Beberapa indikator ini menunjukkan bahwa dalam ujian tahfizh ini, kualitas hafalan tidak hanya dinilai dari segi tahfizh, melainkan juga tahsin atau kualitas bacaan siswa. Para siswa menunjukkan dedikasi dan konsentrasi mereka dalam menghadapi tahapan-tahapan ujian tahfizh.
Hal ini karena sebagaimana hasil ujian akhir pada mata pelajaran lain yang secara akumulasi akan menjadi tolak ukur prestasi belajar siswa selama di sekolah, hasil dari ujian tahfizh ini juga akan menjadi tolak ukur dari kualitas hafalan Al-Quran sekaligus keseriusan siswa selama mengikuti pembelajaran tahfizh di sekolah. Tentu ini akan menilai evaluasi untuk seluruh elemen yang terlibat dalam serangkaian kurikulum pembelajaran tahfizh. Tidak hanya untuk pribadi siswa, melainkan juga sekolah dan PPPA Daarul Quran Yogyakarta.
Sebagaimana yang disampaikan Pak Kasimin dalam sambutannya di akhir acara, bahwa adanya ujian tahfizh ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi para siswa untuk terus memperkuat dan tetap konsisten untuk menambah hafalan hingga tuntas 30 juz. Beliau juga menekankan akan pentingnya keberlanjutan program ini agar siswa dapat terus meningkatkan kemampuan tahfizh mereka. Dalam konteks ini, ujian tahfizh tidak hanya sebagai ajang evaluasi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya pendidikan yang berkelanjutan dalam memperkuat hubungan siswa dengan Al-Qur'an.
PPPA Daarul Quran Yogyakarta sebagai lembaga amil zakat nasional yang juga berfokus dalam pengembangan pendidikan Al-Quran, menjadi pionir dalam perluasan kemitraan pendidikan Al-Quran yang inklusif area Yogyakarta. Dalam hal ini, program pembelajaran Al-Quran tidak hanya diaplikasikan pada lembaga pendidikan islam, melainkan juga dapat diintegrasikan dalam lembaga pendidikan formal umum, majelis taklim untuk kalangan orang tua dan lansia, bahkan dalam lingkup spiritual company. Oleh karena itu, PPPA Daarul Quran Yogyakarta berkomitmen untuk terus mengawal perluasan pembelajaran Al-Quran melalui pendampingan kurikulum, peningkatan kualitas pengajar Al-Quran hingga sertifikasi kompetensi guru Al-Quran.