Wajah Baru Komunitas Muslim Tuli Yogyakarta dengan Semangat Qur’ani

Tadarrus Al-Qur’an dengan Bahasa Isyarat kembali dilaksanakan di ruang Al-Husna PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Ahad (26/2) pagi. Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, seluruh santri merupakan Difabel sensorik rungu. Satu hal yang menjadi pembeda dengan pertemuan sebelumnya ialah para Difabel rungu atau Tuli tersebut hadir dengan nama komunitas baru saja dibentuk pada pertemuan terakhir di bulan Januari kemarin. Nama Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA) dipilih untuk menjadi wajah baru dari komunitas mereka tersebut. 

Wajah Baru Komunitas Muslim Tuli Yogyakarta dengan Semangat Qur’ani
Wajah Baru Komunitas Muslim Tuli Yogyakarta dengan Semangat Qur’ani
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Tadarrus Al-Qur’an dengan Bahasa Isyarat kembali dilaksanakan di ruang Al-Husna PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Ahad (26/2) pagi. Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, seluruh santri merupakan Difabel sensorik rungu. Satu hal yang menjadi pembeda dengan pertemuan sebelumnya ialah para Difabel rungu atau Tuli tersebut hadir dengan nama komunitas baru saja dibentuk pada pertemuan terakhir di bulan Januari kemarin. Nama Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA) dipilih untuk menjadi wajah baru dari komunitas mereka tersebut. 

Dinahkodai oleh Pak Andi, komunitas MULIA mulai lebih fokus untuk bergerak dalam bidang keagamaan bagi Difabel, terkhusus lagi Difabel rungu atau Tuli. PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta menyambut hangat semangat seluruh difabel tersebut dengan siap memberikan pelayanan pada bidang keagamaan, khususnya di bidang pembelajaran Al-Qur’an.

Melanjutkan pertemuan pada bulan sebelumnya, pembelajaran dan pengenalan huruf-huruf Hijaiyah sebagai dasar membaca Al-Qur’an kembali diulang dan diingatkan. Setelah mengulang huruf-huruf Hijaiyah, bagi santri yang sudah Al-Qur’an, mereka menyiapkan mushafnya untuk dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan bahasa Isyarat. Adapun bagi para santri yang masih baru belajar dan mengenal, mereka langsung menyiapkan IQRO’ nya masing-masing untuk dapat mulai membaca yang dimulai dari jilid 1. 

Setelah seluruh santri membaca IQRO’ nya masing-masing, kembali diipandu oleh Ustadz Wafiq dan Pak Andi seluruh santri diajarkan bacaan surat Al-Fatihah yang merupakan salah satu dari rukun shalat. Seteleh diajarkan surat Al-Fatihah, seluruh santri diminta untuk dapat memperlihatkan pemahamannya tersebut dengan banyak macam cara. Diantara dari mereka ada yang menggunakan bahasa Isyarat, ada pula yang menggunakan Oral, dan ada pula yang mengeja bacaan latin dengan abjad Isyarat.