Aku Ingin Jadi Sutradara dan Kuliah di Australia
Alqur’an membawa berkah cahaya di hati Nur Azizah. Awalnya, ia sama sekali tak menyangka bisa menghafal ayat-ayat suciNya. Baginya menghafal Surat Yasin saja sulit apa lagi 30 juz. Namun, sentuhan pendidikan orangtua telah membimbingnya untuk mencintai Alqur’an. Keprihatinannya terhadap lingkungan dan pergaulan bebas di Kota Gajah membulatkan tekad Azizah menghafal Alqur’an.
“Aku takut gak kuat iman dan terbawa arus tidak baik. Aku yakin Alqur’an akan menuntunku ke jalan yang lurus,” ujarnya.
Melalui tangan Ustad Khoirudin (Koordinator Rumah Tahfizh wilayah Lampung), keinginannya meninggalkan kota Gajah dan menghafal Alqur’an tercapai. Setelah melalui tahap seleksi, Azizah dan kedua temannya pergi untuk menginjakkan kaki di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus, Cilegon, Banten. Tanpa bekal jumlah hafalan, gadis manis ini memulai semuanya dari nol.
Awalnya Azizah kesulitan menghafal. Selama tiga bulan mondok di Cilegon ia hanya mendapatkan 3 juz. Azizah kemudian bermukim di Takhassus Bangun Reksa, Ciledug, Banten. Di sana, ia mulai mendapatkan kemajuan pesat. Dalam empat bulan ia menghafal 18 juz. Sampai akhirnya Azizah berhasil merampungkan hafalan pada 14 November 2017.
“Ibu bahagia dengarnya. Nangis,” tuturnya.
Azizah yakin apapun yang ia cita-citakan, akan dengan mudah diraihnya jika dekat dengan Alqur’an. Azizah juga bertekad untuk menguasai Bahasa Inggiris guna meraih mimpinya di Negeri Kangguru. “Aku ingin jadi sutradara dan kuliah di Australia. Aku mau membuat sebuah kisah untuk hidupku dan bermanfaat bagi umat,” ucapnya.
Melalui Pesantren Takhassus, PPPA Daarul Qur’an berupaya menjembatani anak-anak muda seperti Azizah yang berkeinginan kuat menghafal Alqur’an dan meraih cita-cita. Saat ini sudah berdiri 10 pesantren takhassus di Indonesia. Semoga cita-cita para santri terwujud dan kelak mereka akan jadi pemimpin yang berkarakter Qur’ani. Aamiin.