Amalan Malam Nuzulul Qur'an
Nuzulul Qur’an adalah hari turunnya al-Qur’an. Proses turunnya kitab suci al-Qur’an, para ulama sepakat, terjadi pada bulan Ramadan. Hanya saja, kapan tanggal persis turunnya al-Qur’an, ulama berbeda pendapat.
Nuzulul Qur’an adalah hari turunnya al-Qur’an. Proses turunnya kitab suci al-Qur’an, para ulama sepakat, terjadi pada bulan Ramadan. Hanya saja, kapan tanggal persis turunnya al-Qur’an, ulama berbeda pendapat.
Pendapat yang paling masyhur dalam kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia, adalah pendapat yang mengatakan bahwa al-Qur’an diturunkan pada tanggal 17 Ramadan. Dari sini muncullah peringatan malam Nuzulul Qur’an yang cukup meriah di berbagai kota-kota Indonesia.
Pendapat yang mengatakan bahwa al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadan dilandasi sebuah dalil, yakni QS. Al-Anfal/ 8: 41. Allah swt berfirman:
Artinya: “Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Poin penting yang berkenaan dengan tanggal turunnya al-Qur’an terletak pada kalimat “Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan.”
Apa yang diturunkan dalam redaksi ayat di atas disebut-sebut sebagai kitab suci al-Qur’an. Sedangkan, para ulama berpendapat, yang dimaksud dengan hari Furqan adalah hari di mana bertemunya dua pasukan, yakni pasukan muslim dan pasukan musyrik pada peristiwa Perang Badar.
Lalu bagaimana umat Islam seharusnya menyikapi malam Nuzulul Qur’an? Dan apa amalan malam Nuzulul Qur’an? Setidaknya ada beberapa amalan yang dapat dilakukan umat Islam pada malam Nuzulul Qur’an.
1. Memperbanyak membaca al-Qur’an
Sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan umat Islam bahwa bulan Ramadan adalah bulannya al-Qur’an. Ramadan adalah bulan yang Allah swt. pilih untuk menurunkan al-Qur’an. Dalam QS. Al-Baqarah/2: 185, Allah swt. berfirman:
Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil) … ”
Berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw., umat Islam diberikan pahala sebanyak 10 jika membaca al-Qur’an. Itu di bulan-bulan biasa. Maka, apa jadinya jika amalan membaca al-Qur’an dilakukan pada bulan Ramadan yang dikatakan pahalanya dilipatgandakan?
2. Iktikaf mendekatkan diri kepada Allah
Nabi Muhammad saw. beberapa kali melakukan tahanuts. Sebelum menerima wahyu pertama, yakni QS. Al-Alaq/96: 1-5, Nabi Muhammad saw. juga melakukan kegiatan tersebut. Tahanuts, secara ringkas, diartikan sebagai kegiatan pengasingan diri dalam rangka menempa jiwa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Banyak orang-orang di zaman Nabi Muhammad saw. melakukan tahanuts, salah satunya adalah kakek Rasulullah saw., yakni Abdul Muthallib. Nabi Muhammad saw. melakukan tahanuts di Gua Hira. Ketika itu, beliau mendapatkan wahyu pertama kali dari Allah swt.
Salah satu cara yang dapat umat Islam contoh di zaman sekarang dari kejadian tahanuts Nabi Muhammad saw., salah satunya, adalah iktikaf. Iktikaf, sama dengan tahanuts, bertujuan menempa jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Iktikaf juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw.:
Artinya: “Dari Ibnu Umar (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.”
3. Salat Malam
Sebenarnya, amalan salat malam bukan hanya dianjurkan pada saat berpuasa. Namun, sebaiknya umat Islam meningkatkan amalan ini saat berpuasa. Nabi Muhammad saw. bersabda:
Artinya: “Dari Abu Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. menganjurkan (salat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan (salat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Itulah beberapa amalan yang bisa dilakukan umat Islam pada malam Nuzulul Qur’an. Meskipun tak ada dalil secara spesifik yang menganjurkan amalan-amalan tertentu yang dianjurkan pada malam Nuzulul Qur’an, setidaknya ketiga amalan tersebut adalah amalan-amalan yang erat kaitannya dengan malam Nuzulul Qur’an dan bulan suci Ramadan, berdasarkan beberapa dalil.
Semua amalan baik mesti terus ditingkatkan oleh umat Islam selama bulan suci Ramadan. Amalan tersebut harapannya dapat terus ditingkatkan setelah usai bulan Ramadan.
Dukung dakwah tahfizhul Qur'an bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk donasi!
Penulis: Yudi