Asro, Hafizh Qur'an yang Ingin Jadi Sastrawan
Asro Hizbul Wathoni, atau akrab disapa Asro merupakan salah satu santri di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Baturaja, Lampung. Asro berasal dari Kauman, Kota Gajah, Lampung Tengah. Ia sangat menyayangi ayahnya. Begitu pula sang ayah.
Suatu hari, sang ayah pernah berucap bahwa kelak Asro akan menjadi hafizh Qur’an. Dengan bekal semangat dari sang ayah, Asro berusaha sekuat tenaga untuk menghafal Al-Qur’an di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Baturaja.
Semangat pantang menyerah dan dukungan penuh dari sang ayah nampaknya menjadi salah satu sebab keberhasilan Asro menghafal Al-Qur’an. Akhirnya, setelah enam bulan menghafal, Asro berhasil menyelesaikan hafalan 30 juznya. Hal itu tentu saja disambut dengan kebahagiaan dan tangis haru oleh ayahnya. Mengingat, dalam keterbatasan keluarga, Asro dapat meraih impian mulia, yaitu menjadi hafizh Qur’an.
“Saya ingin membahagiakan orang tua. Alhamdulillah, mereka senang dan gembira saat saya bisa menghafal Al-Qur’an sampai 30 juz,” ucap Asro.
Impian Asro belum usai. Selain menjadi hafizh Qur’an, ia pun memiliki cita-cita menjadi sastrawan. Itu semua karena kecintaannya pada dunia sastra dan seni. Ia ingin menggeluti dunia seni untuk terus berdakwah melalui hobinya tersebut. Seni dan Al-Qur’an menurutnya dapat digabungkan dan akan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Saya ingin memiliki rumah produksi film dan menulis novel," ungkapnya dengan senyum khasnya.
Asro bersama 14 santri lainnya adalah penerima manfaat dari beasiswa penghafal Al-Qur’an dari PPPA Daarul Qur'an yang tengah menempa diri di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Baturaja. Pesantren Takhassus adalah pesantren gratis yang hadir untuk memfasilitasi anak-anak tidak mampu atau duafa yang berprestasi, agar dapat meraih impian menjadi hafizh Qur'an. (siti/dio/mnx)