Buah Talas dan Hafalan Qur'an Para Ibu
Purworejo (1/2). Asap tungku mengepul memenuhi dapur rumah Bu Inggit, beberapa letupan kecil kayu bakar sedikit basah terdengar bersahut di bawah dua wajan besar yang kerap diaduk isi penggorengannya. Di sisi lain tungku dapur, dua ibu, Bu Jumilah dan kawannya sedang mengupas puluhan kilogram buah talas sembari mengulang hafalan juz 30 Al-Qur’an-nya.
“Ngamma yatasaa aluun. Nganin nabail adziim. Alladzii hum fiihi mukhtalifuun... ,” Bu Jumilah mengulang hafalannya yang awal Desember 2017 lalu dipersembahkan di panggung Maulid Nabi Muhammad SAW. bersama belasan ibu lainnya. Satu baskom sudah penuh dengan buah talas yang dikupasnya, lalu diirisnya satu per satu dengan pisau putar manual sembari bersholawat di samping tungku dapur. Bu Tinah, bertugas mencuci bersih beberapa ember irisan talas untuk lekas digoreng dan dibungkus menjadi beberapa rasa keripik talas goreng.
Siang menjelang sore, ada seratus lebih bungkus keripik talas yang dinamakan “Chitaro” telah siap dijual oleh Mas Pur. Beliau adalah seorang bapak yang juga menjadi salah satu takmir Musholla Miftahul Huda, satu-satunya tempat aktivitas mengaji kebanyakan warga Kampung Rukem, Sidomulyo, Purworejo, kampung yang pada Ramadhan 2016 luluh lantak karena tanah longsor.
Longsor membawa keberkahan pada waktu-waktu selanjutnya, kini Musholla Miftahul Huda ramai oleh anak-anak yang mengaji dan menghafal pada sore hari, ibu-ibu yang menghafal Al-Qur’an pada malam hari, dan para bapak yang belajar kitab-kitab hadist setelah Isya’. Sejak akhir tahun 2017, para ibu kini punya aktivitas baru pada siang hari, memproduksi keripik talas. Chitaro memberikan waktu lebih para ibu untuk bisa mengaji dan menghafal Al-Qur’an, setidaknya para ibu bisa menjadi tempat anak-anaknya menyetorkan hafalan Al-Qur’an setiap hari sebelum mengaji ke langgar kecil tengah kampung itu.
Bu Jumilah tersenyum haru dan bahagia, beberapa kali mengusap air mata dengan kerudungnya saat berkisah tentang langkah kecilnya turun panggung acara Maulid akhir tahun 2017 lalu. Bersama belasan ibu-ibu Kampung Rukem, Bu Jumilah mempersembahkan hafalan juz 30-nya kepada masyarakat yang disaksikan langsung oleh bu Camat dan para suami. Langkah turun tangga panggung terakhir, Bu Jumilah disambut haru anak-anaknya, ada persembahan yang sangat mulia kepada keluarganya yakni seorang ibu yang telah menjadi lebih baik dari bertahun-tahun sebelumnya. Ya, Bu Jumilah kini telah menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.
Chitaro keripik talas telah memberikan harapan baru pada para ibu untuk bisa punya waktu lebih menghafal Al-Qur’an. Anak-anak dan para bapak memulai mengaji dan menghafal Al-Qur’an sejak Kampung Rukem dirilis menjadi Kampung Qur’an oleh PPPA Daarul Qur’an Oktober 2016 lalu. Dan para ibu kini memiliki banyak waktu luang sejak pengembangan program Kampung Agrow dimulai paska Ramadhan 2017 lalu yang didukung penuh oleh CIMB Niaga Syariah bersama PPPA Daarul Qur’an.
Alhamdulillah, kini Chitaro, keripik talas yang dibuat dengan senandung hafalan Al-Qur’an dan sholawat para ibu Kampung Qur’an Rukem telah diproduksi tiap hari. Sebagian hasil lebih dari penjualan keripik talas ikut menopang aktivitas dakwah dan tahfidz Musholla Miftahul Huda yang kian hari semakin ramai dikunjungi anak-anak dari kampung-kampung perbukitan Pajangan, Purworejo.
Pada akhir obrolannya, ada doa Bu Jumilah yang patut diaminkan, dan semoga kembali pada kita semua, “Bismillah, semoga dengan ikhtiar dekat dengan Al-Qur’an ini kita semua menjadi manusia yang lebih baik. Bagaimanapun sulitnya...”. Di dalam kepulan asap kayu bakar tungku penggorengan keripik talas para ibu mengamini doa Bu Jumilah, "aamiin..."