Sitewey - PPPA Daarul Qur’an menjelang akhir-akhir Ramadan masih membersamai warga Rohingnya di Camp Dar Paing, Arakan, Myanmar. Selain mendistribusikan kebutuhan makanan pokok untuk menyambut Idul Fitri, juga menggelar buka puasa bersama di camp pengungsian Myanmar.
Buka puasa di dalam suasana jadi pengungsi di negerinya sendiri terasa memprihatinkan. Meski tinggal dan lahir di Myanmar, mereka tidak punya kepastian masa depan.
“Setiap Ramadan kami jalani puasa penuh kesusahan. Kami tidak tahu apakah Ramadan tahun depan masih hidup. Jika masih hidup kami juga tidak tahu dimana akan tinggal,” kata Hasem (42), ayah dari empat anak yang terusir dari kota Sitewey pada 2012.
Hasem seperti para pengungsi lainnya, etnis yang teraniaya dan terusir dari negeri mereka dilahirkan.
Sejak Oktober 2017 lalu, PPPA Daarul Qur’an telah melakukan aksi kemanusiaan untuk menyalurkan amanah donatur. Beberapa bantuan seperti medis, logistik sampai renovasi masjid sudah terlaksana.