Misi Senyum untuk Palu Bergerilya

Misi Senyum untuk Palu Bergerilya
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Setelah melakukan aksi “Misi Senyum untuk Palu” di Dusun Sadaunta, Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2 Desember lalu. PPPA Daarul Qur’an bersama Alumni MyCorps Malaysia terus bergerilya ke daerah-daerah terdampak gempa bumi dan tsunami untuk sedakar menghibur dan memberi semangat kepada masyarakat Sulteng.

Aksi tersebut berupa pendampingan terhadap warga berupa trauma healing yang khususnya untuk anak-anak yang menjadi korban terdampak bencana. Harapannya, kegiatan-kegiatan aksi seperti bermain games, melukis, menggambar, hafalan surat pendek dan adzan dapat menghibur dan mengobati trauma mereka.

“Kali ini misi senyum untuk Palu digelar di wilayah Dusun Saloya, Kecamatan Sindue Tambusadora, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Kurang lebih 120 anak di dua dusun yaitu Dusun Enam dan Dusun Tujuh. Setiap pagi, siang dan sore hari anak-anak selalu kita dampingi terus untuk melakukan hal positif,” ujar Fitriyati, Koordinator Alumni MyCorps.

Dalam kesempatan ini, PPPA Daarul Qur'an juga memberikan bingkisan untuk yatim kepada anak-anak Donggala. Sebagian dari mereka kehilangan orang tua setelah gempa dan tsunami, ada pula yang sampai saat ini belum ditemukan. Namun mereka mencoba mengikhlaskan serta mendoakan yang terbaik untuk orang-orang yang mereka cintai itu.

Meski aksi yang berlangsung pada Selasa (18/12) ini merupakan aksi terakhir dari Alumni MyCorps sebelum kembali ke Malaysia, namun PPPA Daarul Qur’an akan terus mendampingi warga. Apa lagi, di Dusun Sadaunta tengah dibangun masjid dan setelahnya berlanjut ke program rumah Qur’an untuk 40 Kepala Keluarga (KK) yang masih tinggal di pengungsian seadanya.

Koordinator Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur’an Didi Kurniawan mengatakan, rumah Qur’an rencananya akan dibangun pada 2019 mendatang. “Pendirian rumah layak huni sangat mendesak, karena untuk melanjutkan kehidupan mereka harus kembali ke rumah. Karena itu kami menginisiasi program ini di Sadaunta yang daerahnya terisolir longsor dan jarang tersentuh bantuan,” tuturnya.