Di Antara Tanda Kekuasaan Allah

Salah satu tanda bahwa seseorang bergantung pada amalnya adalah berkurangnya harapan ketika ia melakukan kesalahan

Di Antara Tanda Kekuasaan Allah
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Kitab Al-Hikam karya Ibnu Atha'illah as-Sakandari merupakan permata dalam dunia tasawuf. Hikmah ke-5 dari kitab ini mengajarkan kepada kita untuk merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang tersebar dalam kehidupan.

Pesan ini menuntun hati dan pikiran manusia agar senantiasa menyadari betapa agungnya Allah melalui ciptaan dan ketetapan-Nya.

Ibnu Atha'illah dalam hikmah ini menyatakan:
"Salah satu tanda bahwa seseorang bergantung pada amalnya adalah berkurangnya harapan ketika ia melakukan kesalahan."

Ungkapan ini menunjukkan bahwa manusia sering kali lupa pada hakikat kekuasaan Allah dalam menentukan segalanya. Mereka terlalu mengandalkan amal perbuatan sendiri, sehingga ketika terjatuh dalam dosa, harapan mereka melemah. Padahal, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Kuasa untuk memberikan rahmat kepada hamba-Nya, apa pun keadaannya.

Hikmah ini mengajarkan bahwa segala sesuatu, baik perbuatan kita maupun hasilnya, berada dalam genggaman Allah. Manusia diperintahkan untuk berusaha, tetapi hasil akhirnya adalah milik Allah.

Ketika kita menyadari bahwa segalanya berasal dari Allah, hati kita akan selalu berharap kepada-Nya, meskipun berada dalam kondisi sulit atau penuh dosa.

Ibnu Atha'illah mengingatkan agar manusia tidak tertipu oleh amalnya sendiri. Amal hanyalah sebab, sedangkan hakikat pencapaian berasal dari rahmat Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan tidaklah kamu melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar." (QS. Al-Anfal: 17)

Ayat ini menegaskan bahwa kekuatan, kemampuan, dan hasil adalah wujud dari kekuasaan Allah, bukan semata-mata usaha manusia.

Ketika seseorang melakukan kesalahan, sering kali ia merasa tidak layak untuk kembali kepada Allah. Namun, hikmah ini mengajarkan bahwa berputus asa dari rahmat Allah adalah kesalahan yang lebih besar. Allah SWT berfirman:

"Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Rahmat Allah tidak terbatas, dan manusia harus senantiasa bergantung pada rahmat-Nya, bukan pada amal semata. Dengan memahami ini, hati akan selalu terpaut kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun sulit.

Kekuasaan Allah terlihat dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti konkrit nya adalah alam semesta, Allah SWT menciptakan keindahan dan keteraturan alam adalah bukti nyata kebesaran Allah.

Berikutnya yaitu takdir manusia, bahwa segala peristiwa yang terjadi dalam hidup, baik kebahagiaan maupun ujian, adalah bagian dari kehendak Allah. Dan yang terakhir adalah Rahmat-Nya, pengampunan dan karunia Allah terus mengalir kepada hamba-Nya tanpa henti.

Hikmah ke-5 dari Kitab Al-Hikam mengajarkan keseimbangan antara usaha manusia dan ketergantungan pada Allah. Jangan pernah membanggakan amal, tetapi sandarkanlah harapan pada rahmat-Nya. Kesadaran ini akan membawa ketenangan jiwa dan keteguhan hati dalam menjalani hidup.

Semoga kita termasuk hamba yang selalu merenungi tanda-tanda kekuasaan Allah, memperbaiki diri, dan tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya.