Elly Naila, Bidan yang Ingin Jadi Penghafal Al-Qur’an
Elly Naila akhirnya memutuskan untuk kembali mengikuti program Tahfidz Intensif Batch 3 setelah mengalami perenungan cukup panjang. Siang itu, gadis 27 tahun tersebut sedang melakukan murojaah di teras asrama Tahfidz Intensif, tempat favoritnya untuk menambah hafalan.
Elly, biasa dipanggil Mbak Elly oleh teman-temannya berasal dari Kota Tulungagung, Jawa Timur. Ia menjalani kehidupan di Jogja setelah selesai kuliah di Kota
Apel, Malang.
Elly sebenarnya adalah seorang Bidan, ia telah menghabiskan pendidikan S1 nya di jurusan kebidanan, lalu melanjutkan ke jurusan yang sama untuk jenjang selanjutnya. Ia juga cukup concern dalam pekerjaannya untuk membantu riset-riset di perguruan tinggi kesehatan.
Namun, di balik kesibukannya panggilan untuk menghafal Al-Qur’an terus berbisik di dalam hatinya. Hingga mengantarkannya untuk mendaftar sebagai santri di program daurah tiga bulan Tahfidz Intensif PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.
“Orang tua, kemarin pas liburan di Tulungagung kebetulan ada acara keluarga. Disitu niat saya untuk mengabdi seperti ibuk kembali menguat, manakala nenek juga bercerita kalau dulu mbah buyut saya juga pada mengajar ngaji di rumah, di zaman yang belum banyak orang bisa membaca huruf hijaiyah,” ungkap Elly.
Semangat untuk meneruskan perjuangan keluarganya, seperti sang ibu yang juga mengajar ngaji di Mushola kampungnya, menguatkan Elly untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Ia akhirnya kuliah sambil nyantri di sebuah rumah tahfidz sekitar tiga tahun lamanya.
Bagi Elly menghafal Al-Qur’an adalah sebuah panggilan yang belum tentu setiap orang dapat melaksanakannya. Meski jalan menuju Allah dapat ditempuh dengan banyak cara, namun menghafal Al-Qur’an membuat Elly merasa tentram.
“InsyaAllah kalau saya ingin tetap menjalankan profesi saya di bidang kesehatan, inginnya kalau bisa nerusin jejak Ibu untuk mengajar juga membuka klinik pengobatan nantinya.Syukur-syukur bisa bantu orang yang tidak sanggup berobat,” cerita Elly tentang cita-cita masa depannya.
Perjuangan Elly untuk menjadi penghafal Al-Qur’an jelas tidak mudah, selama kuliah ia
harus berjuang beberapa kali lipat lebih dari teman-temannya. pulang kuliah harus murojaah dan menambah hafalan. Kebingungan juga ia alami tatkala di dunia kerja, makin adat aktivitasnya hingga hafalannya cukup keteteran, terlebih ketika sudah tidak lagi mukim di Tumah Tahfidz. Akhirnya pada awal 2021 Elly membulatkan tekad, berhenti dari
pekerjaannya dan memilih fokus menghafal Al-Qur’an terlebih dahulu. Kini hafalannya
sudah juz 19.
Perjalanannya masih cukup panjang, dan Elly terus memupuk tekadnya dengan melanjutkan mengikuti program Tahfidz Intensif Batch, setelah sebelumnya ia juga telah diwisuda pada Tahfidz Intensif sebelumnya dengan kategori hafalan 10 Juz pada April lalu.
Oleh: Umi Nurcahyati, PPPA Daarul Qur'an Yogyakarta