Kacamata Baru Pak Sudarno
Grha Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dibuka untuk santri dari berbagai usia, dari Kelas Kids sampai Kelas Mom & Dad. Pak Sudarno (64) salah satu santri paling sepuh di Kelas Tahsin. Pada usia senjanya beliau tidak pernah melewatkan memperbaiki bacaan Al-Qur’an setiap Selasa dan Kamis Sore.
Grha Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dibuka untuk santri dari berbagai usia, dari Kelas Kids sampai Kelas Mom & Dad. Pak Sudarno (64) salah satu santri paling sepuh di Kelas Tahsin. Pada usia senjanya beliau tidak pernah melewatkan memperbaiki bacaan Al-Qur’an setiap Selasa dan Kamis Sore.
Kesehariannya sebagai petani tidak menyurutkan semangat mengajinya. Ketika waktunya mengaji, beliau pulang lebih awal dari sawah dan mempersiapkan diri menuju Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta dengan sepeda tuanya. Pak Sudarno selalu datang tepat waktu, bahkan sebelum kelas dimulai Pak Sudarno sudah memposisikan diri duduk di kelas Tahsin Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta.
Di Grha Tahfizh Daarul Qur’an Yogyakarta, Pak Sudarno belajar menggunakan kitab Kaidah DAQU dan Kitab Jazariyah. Penglihatannya yang mulai rabun membuatnya kesulitan ketika memaknai Kitab Jazariyah. Sering kali beliau terlewat dalam menulis dan meminta bantuan Mas Wahyu teman sekelasnya mendiktekan dan membacakan ulang isi kitabnya.
Melihat semangat dan teladan Pak Sudarno, PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta mengajak beliau ke optik kacamata terdekat. Sepanjang perjalanan beliau tak berhenti bercerita bagaimana bahagia mengaji di Grha Tahfizh Daarul Qur’an kini dan jaman dulu dalam ingatannya.
Dua hari pemesanan, kacamata baru Pak Sudarno pun jadi. Kacamata coklat itu beliau kenakan dengan penuh rasa bahagia. Sekarang beliau mengaji dengan terang tanpa kesulitan membaca. Semoga kacamata ini menjadi washilah keberkahan usia dan waktu masa tua Pak Sudarno. Aamiin