Melawan Virus Corona, Dokter Mimin: Ini Adalah Jihad
Puluhan tenaga medis telah terpapar virus corona. Bahkan tak sedikit juga yang sudah meninggal dunia. Seperti almarhumah Ninuk, tenaga medis pertama asal RSCM yang wafat karena terpapar covid-19 pada Maret silam.
Menjadi tenaga medis yang berjuang di garis terdepan untuk memerangi wabah virus corona bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika tidak dibekali alat pelindung diri (APD) yang memadai. Namun, apapun resikonya, meski kematian sekalipun, para petugas medis ini tetap memberikan yang terbaik untuk para pasiennya.
“Karena ini perjuangan untuk menjaga kesehatan umat,” kata Direktur Utama Daqu Sehat dokter Tri Ermin Fadlina, Rabu (1/4).
Oleh karenanya, ia mengimbau para petugas medis yang berada di lapangan, yang saat ini tengah berjuang, agar senantiasa menguatkan niat. “Bagi para pejuang medis, mari kita sama-sama menguatkan niat karena ini adalah sebuah jihad,” ujar dokter Mimin, panggilan akrabnya, sambil mendoakan ganjaran syahid bagi para petugas medis yang wafat setelah berjuang melawan wabah virus ini.
Hal inilah yang memotivasi pemilik Rumah Sakit Nur Hidayah di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta ini untuk tetap membuka rumah sakitnya guna melayani masyarakat. “Rumah sakit saya dan klinik-klinik di bawah Daqu Sehat tetap beroperasi untuk melayani pasien-pasien kami. Namun tetap diberlakukan screening sebelum masuk ke dalamnya agar sesama pasien tidak saling menularkan,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia menganjurkan masyarakat untuk tetap di rumah. Karena jika masyarakat tetap di rumah dan tidak bersentuhan dengan para inang, maka tidak terlalu banyak orang yang akan terpapar virus corona, dan ini meringankan para petugas medis.
“Jika masyarakat bosan, maka lakukan hal-hal positif. Seperti menghafal atau mengkhatamkan Al-Qur’an, misalnya,” ujarnya.(mnx)