Memulai Lagi Saat 72 Tahun

Memulai Lagi Saat 72 Tahun
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

“Assalamualaikum,” salam seorang ibu berusia lanjut dituntun putrinya memasuki Grha Tahfidz II PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Amat pelan ibu ini menuju meja di Tahfidz Workspace, pegangan tangan putrinya semakin kuat. Ibu Hajasmiyati (72) langsung disambut hangat Ustadzah Rahayu. Sudah hampir dua minggu Ustadzah Rahayu dengan telatennya menemani Ibu Hajasmiyati belajar Al-Qur’an dua kali dalam seminggu setiap hari Selasa dan Jum’at sore bakda Ashar.

Seperti biasa, Ibu Hajasmyati dan mbak Titi, sang putri dengan sabarnya selalu menemani Ibu Hajasmiyati duduk di bangku depan area Tahfidz Workspace. Mbak Titi menceritakan perihal ibunya yang dari kemarin memang berkeinginan belajar di Grha Tafizh, tapi selalu terlewatkan jadwal pendaftaran santri baru. Namun, qadarullah Mbak Titi yang juga jamaah kajian rutin Senin-Kamis PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan Ustadz Kustriyanto, assatidz PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Pada Ustadz Kustriyanto Mbak Tuti menceritakan perihal ibunya yang sangat berkeinginan menghafal Al-Qur’an walau di usia menjelang senja.

Setelah pembicaraan dengan Ustadz Kustriyanto, Mbak Tuti dan ibunya disarankan untuk belajar di Grha Tahfidz Daarul Qur’an, disinilah beliau bertemu dengan Ustadzah Rahayu pengelola sekaligus salah satu pengajar di Grha Tahfidz PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.  Atas saran Ustazah Rahayu akhirnya Ibu Hajasmiyati belajar secara privat karena ditakutkan akan susah mengikuti pembelajaran di kelas reguler. Apalagi mayoritas kelas Mom and Dad di Grha Tahfidz berisikan ibu-ibu dan bapak-bapak  muda yang juga menginginkan kecepatan pembelajaran.

Ibu Hajasmiyati, sudah memiliki banyak cucu, tidak hanya berkeinginan untuk memperbaiki bacaan namun juga sekaligus menghafal Al-Qur’an. “Di rumah sering sendirian, saya kan kerja terus cucu juga pada sekolah, mau ngapain sendirian. Akhirnya sering saya ajak ikut kajian, saya ajak ke (kajian) Senin-Kamis itu. Kan nggak bisa masuk kelas Tahfidz karena tahsinnya belum bener, lalu belajar lagi dari awal. Ceritanya (ibu) pengen Tahfidz (juga),” ujar Ibu Titi menceritakan perihal azam ibundanya.

Selama ini, Ibu Hajasmiyati merasa menyayangkan bacaan Al-Qur’annya yang masih banyak keliru. Ibu Hajasmiyati mengaku selama ini hanya asal baca Al-Qur’an saja. Pada pertengahan Oktober 2019 lalu, perjalanan dari Mataram ke Yogyakarta yang awalnya hanya untuk menjenguk cucunya, membawa pada keputusan Ibu Hajasmiyati untuk kembali pada Al-Qur’an.

“Sudah tua gini apalagi yang dicari kalau nggak mendekatkan diri pada Allah,” ujar Ibu Hajasmiyati ketika ditanya motivasinya menghafal Qur’an. Selain itu, Ibu Hajasmiyati juga mengaku bahagia bisa belajar bersama Ustadzah Rahayu di Grha Tahfidz. “Hahahahaha.. happy banget kita belajar karena ketawa-ketawa terus. Kemarin memang sudah bawa cermin suruh Ustadzah Rahayu biar bisa melihat mimik dan mengucap huruf itu bagaimana,” cerita ibu Hajasmiyati sambil berkaca di depan cermin yang digunakan untuk belajar Tahsin Qur’an.

 

“Kan biar tua begini kita juga jangan kalah dengan yang muda. Menuntut ilmu kan nggak ada batas usia,” lanjut Ibu Hajasmiyati yang mengaku kesusahan mengucap lafazh hurf Kho. Kesulitan pengucapan huruf demi huruf rupanya tidak membuat semangat Ibu Hajasmiyati turun, justru beliau lebih bersemangat lagi mengingat keinginannnya untuk membaca Al-Qur’an dengan benar sudah terpatri dalam hatinya.

Kini setelah rutin belajar di Grha Tahfidz, mengikuti kajian Senin-Kamis sambil sesekali konseling bersama Ustadz Kus, Ibu Hajasmiyati mengaku hatinya sudah dapat menerima takdir-takdir dari Allah SWT.. Setelah mengalami suatu peristiwa yang cukup pilu menguras tenaga dan energi menimpa keluarganya, kini Ibu Hajasmiyati sudah bisa mengikhlaskan dan melewati peristiwa-peristiwa tersebut bersama Al-Qur’an. “Belajar mengikhlaskan memang memutuhkan waktu namun bukan hal yang tidak mungkin ketika kita terus berusaha, Ibu mengobati hatinya dengan berlama-lama bersama Al-Qur’an,” ujar mbak Titi.

Alhamdulillah, setelah konseling di PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Ibu Hajasmiyati mendapatkan semangat baru lagi dalam melanjutkan hidupnya. Dengan mendekat lagi pada Al-Qur’an, belajar di Grha Tahfidz Daarul Qur’an Yogyakarta Ibu Hajasmiyati merasa bahwa ini semua adalah berkah dari Al-Qur’an, hati menjadi tenang dan dapat melewati semua cobaan yang datang silih berganti. (umi/ara)