Mengukur Kokohnya Iman

Mengukur Kokohnya Iman
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
"Sudah seberapa kokoh keimanan kita kepada Allah?," tanya KH. Ahmad Kosasih kepada jamaah kajian Islam bulanan PPPA Daarul Qur'an di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (24/11).
 
Betulkah kita termasuk orang yang beriman dengan haqul iman? Betulkah kita memiliki keimanan yang sempurna atau masih banyak hal-hal yang ternyata itu merupakan kekurangan dalam iman kita, sehingga perlu kita perbaiki?
 
KH. Ahmad Kosasih mengutip salah satu hadits. “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa.” Hadits ini diriwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih menurut Imam Nawawi.
 
"Seorang yang telah mengucapkan dan mengikrarkan dua kalimat syahadat maka ia sudah tergolong muslim, atau lahir dari muslim mushimah maka ia tergolong Muslim," turur Dewan Syariah PPPA Daarul Qur’an itu.
 
Artinya, diperlakukan sebagai seorang muslim baik dalam hidupnya maupun pada saat meninggal dunia, sebab batasan seorang dikatakan muslim adalah ketika ia mengucap syahadat. Namun, ia termasuk seorang mulsim yang patuh atau banyak meninggalkannya kewajiban Allah?
 
Maka ada standarisasi iman menurut Rasulullah. Ia mengatakan bahwa seorang musim itu diantara sifat-sifat muslimnya, adalah apabila ia ada di suatu tempat, dan orang di sekitarnya tidak tersakiti dengan lisan dan perbuatannya.
 
"Tidak hanya berinteraksi kepada mausia saja, tapi dia memilik keterikatan dengan Allah. Kalau sesama manusia kita sudah baik, maka kita harus perbaiki juga hubungan kita kepada Allah," ujarnya.
 
Kalau begitu apa yang disebut dengan iman? KH. Ahmad Kosasih menjelaskan iman adalah percaya dan yakin kepada Allah, kepada malaikat, kitab Allah, Rasul dan kepada qadha dan qadar.
 
Tetapi kenapa ketika hendak melakukan hal-hal yang salah menurut agama, tidak ada rasa berat atau bersalah? Jika demikian, maka sesungguhnya ada yang bermasalah dengan iman kita. 
 
"Contohnya ketika di depan kita ada Al-Qur'an dan remot televisi, rasanya tangan kita lebih mudah meraih remot televisi daripada Al-Qur'an, bahkan kadang-kadang kalau kita sedang memegang Qur'an karena ada handphone di samping kita, terasa mudah sekali kita singkirkan Qur'an dan ambil handphone," ucapnya sambil tersenyum.
 
Maka, Rasulullah telah mewariskan dua pedoman hidup seorang muslim yaitu Al-Qur'an dan hadits. "Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu istikamah di jalan Allah dengan dua hal ini," tuturnya. (dio/ara)