Mengupas Risiko dan Solusi Pemberdayaan Masyarakat di Era Pandemi

Mengupas Risiko dan Solusi Pemberdayaan Masyarakat di Era Pandemi
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Pandemi Covid-19 agaknya telah membawa pada tataran era disrupsi yang tidak dapat dihindari. Banyak perubahan besar serta inovasi muncul, tidak terkecuali dengan perubahan tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Namun mengingat salah satu kebutuhan mendasar manusia adalah kegiatan sosial, maka sangat sulit menerima mentah-mentah perubahan sosial di masa pandemi Covid-19. Perlu adanya edukasi mendalam dan pendekatan secara masif guna memberi pemahaman kepada masyarakat secara menyeluruh.

Melihat akar permasalahan tersebut, PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta mengadakan webinar #NgobrolSantai dengan tema “Mengelola Pemberdayaan Masyarakat di Masa Pandemi” pada Ahad (26/9). Acara yang dimoderatori oleh Ramadani selaku Kepala cabang PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta tersebut menghadirkan dua narasumber. Pertama, Drajat Tri Kartono yang merupakan sosiolog Universitas Sebelas Maret, serta Sigit Iko Sugondo seorang expert pemberdayaan.

Acara yang dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, lembaga amil zakat, serta masyarakat umum tersebut dikonsep secara santai namun mencakup obrolan yang berbobot. Dalam paparannya, Drajat menyampaikan pentingnya melakukan reka ulang standarisasi kultural, teknologi, serta keilmuan untuk dapat beradaptasi dengan pola-pola baru sejak kemunculan Covid-19.

Selain itu juga dorongan ekonomi pasar ke ekonomi moral juga menjadi penting untuk menghadapi kapitalis di era pandemi. Karena ketika masyarakat sama-sama dihadapkan dengan keadaan krisis perlu adanya kepedulian sosial yang mengedepankan moral dibandingkan margin keuntungan. Sehingga perasaan saling empati akan muncul dan membentuk sebuah tanggung jawab bersama terkait keseimbangan antara masyarakat dan alam untuk peningkatan ekonomi kesejahteraan.

Sementara itu, Sigit menyampaikan penanganan pada saat pandemi juga penting, namun bagaimana pemulihan setelahnya di balik semakin meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan yang terus meningkat menjadi PR besar bersama semua lini. Tingginya angka kemiskinan bukan semata-mata karena sulitnya mencari lapangan pekerjaan, namun dikarenakan tidak adanya kemampuan dalam mengakses berbagai pengetahuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri.

Oleh sebab itu, perlu adanya kolaborasi antara akademisi, lembaga sosial, serta masyarakat untuk bekerja sama mengoptimalkan sumber daya manusia yang sudah ada serta penerapan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan pemberdayaan. Sehingga ekonomi dapat ditingkatkan dari berbagai sisi, sementara kesenjangan sosial dapat diminimalisir. Maka PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta akan terus berkomitmen berkhidmat untuk memperkaya literasi zakat dan melakukan perbaikan tata kelola pemberdayaan masyarakat.

Salah satu peserta, Ishaq mengatakan sungguh luar biasa materi hari ini untuk pemberdayaan masyarakat luas. Harapannya, dosen, praktisi, mahasiswa dan para cendikiawan mau terjun langsung untuk pemberdayaan termasuk ke pedesaan. Jika hal itu terwujud maka kesenjangan strata sosial akan cepat teratasi. []