Perjuangan 30 Juz Septi: Panit di Awal, Nikmat Selamanya
"Menghafal Al-Qur'an itu seperti denyut nadi pada jantung, jika berhenti maka kita mati, sama halnya seperti mentadaburi Al-Qur'an, jika tak dipelajari, tak dimurojaah, dan tidak diamalkan, maka hati kitalah yang akan mati," tutur Septi, Santri Rumah Tahfidz Tapak Sunan, Grobogan, Jawa Tengah.
Septi (21), ialah satu dari puluhan santri lain yang mengikuti ujian tahfidz periodik. Ujian ini rutin diadakan oleh PPPA Daarul Qur'an Semarang bersama Koordinator Daerah Rumah Tahfidz Jateng 1.
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah motivasi santri dalam belajar dan mentadaburi Al-Qur'an. Terbukti, ujian tahfidz periodik pun sukses membuat santri bersemangat untuk terus murojaah dan menambah hafalannya.
Seperti Septi salah satunya. Santri dengan nama lengkap Septiana Lisma Sari ini kembali berhasil meraih penghargaan dalam ujian tahfidz periodik. Setelah sebelumnya meraih penghargaan sebagai santri terbaik dalam kategori ujian 10 juz, kali ini ia juga meraih penghargaan sebagai Santri Terbaik I dalam ujian tahfidz periodik kategori 15 Juz yang digelar pada Ahad (21/3).
Sudah 8 tahun Septi memulai perjalanan menjadi santri di Pondok Tahfidz Tapak Sunan, Tawangharjo, Grobogan. Setiap harinya, ia harus pulang-pergi demi menyempatkan waktunya untuk mengaji di sana.
Saat ini ia tinggal bersama neneknya. Karena hal itu, ia harus pulang pergi untuk mengaji. Ayah dan ibu yang hanya sebagai buruh musiman membuatnya tak bisa tinggal bersama, karena kedua orang tuanya merantau di luar kota demi bisa menghidupi ekonomi keluarganya.
Perjalan Septi dalam menghafal Al-Qur’an tentu tidak mudah. Banyak sekali rintangan, perjuangan, serta pengorbanan yang harus ia lalui. Namun, keinginan dan motivasi untuk bisa memuliakan orang tuanya di akhirat nyatanya lebih kuat dibanding dengan godaan dan rintangan yang ia hadapi. Sehingga hal tersebut tak membuat goyah Septi untuk terus belajar.
Allhamdulilah, berkat kegigihan dan tekad yang kuat, kini Septi telah menyelesaikan hafalan 30 Juz selama belajar di Rumah Tahfidz Tapak Sunan. Saat ini Septi masih terus mengaji dan murojaah hafalan yang dimilikinya. Selain itu, ia juga sekaligus membantu Ummi untuk mengajar ngaji anak-anak di Rumah Tahfidz Tapak Sunan.
Momentum kegiatan ujian tahfidz periodik tak disia-siakan begitu saja oleh Septi. Selain sebagai ajang silaturahmi, baginya kegiatan ini menjadi pacuan semangat untuknya agar terus murojaah gar ilmunya dapat ditularkan untuk kemaslahatan.
“Kegiatan ini bukanlah tujuan utama kita dalam belajar dan mentadaburi Al-Qur’an. Ini hanya sebagai bumbu penyemangat untuk kalian dalam belajar dan mentadaburinya. Semoga dari kegiatan-kegiatan yang digelar seperti ini akan menambah semangat kalian untuk terus berjuang, berdakwah dan mentadaburi Al-Qur’an agar kelak menjadi generasi Qur’ani pemimpin negeri yang adil dan bijaksana,” tutur Ustadz Halimi, Pengrus Rumah Tahfidz Center seraya menyerahkan Piala Penghargaan untuk para santri terbaik. []
Oleh: Ade, PPPA Daarul Qur’an Semaran