Sumpah Pemuda, Meletakkan Harapan Indonesia di Pundak Santri

Sumpah Pemuda, Meletakkan Harapan Indonesia di Pundak Santri
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Tentu tak asing dengan kata-kata yang terlontar dari Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno. Kalimat yang mengandung makna besar. Dengan menggambarkan 10 pemuda saja, ia begitu yakin mampu mengguncang dunia. Pidatonya pun mengobarkan semangat juang bagi pemuda Indonesia.

Dalam Islam, pemuda sendiri diyakini sebagai kunci kemajuan peradaban. Sebut saja Ali bin Abi Thalib dan Muhammad Al-Fatih. Ali bin Abi Talib adalah pemuda yang selalu menemani dan melindungi Rasulullah. Sedangkan Muhammad Al-Fatih adalah seorang panglima perang pasukan muslim untuk mengalahkan satu imperium yang telah berdiri kokoh selama 11 abad, yaitu Byzantium.

Kedua pemuda ini mempunyai kesamaan. Pertama, memiliki pemahaman yang baik tentang Islam dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Kedua, rasa cinta terhadap Islam dan kemampuan dalam menyebarkan dakwah Islam sangat tinggi. Ketiga, mereka adalah pemuda yang telah megikuti peperangan dalam usia muda.

Karenanya, pemuda adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya. Kemajuan suatu bangsa tergantung dari bagaimana pemudanya bertindak. Maka sejatinya, seorang pemuda harus mengetahui, mempelajari, dan memahami ilmu agama Islam. Jika ingin mengubah dunia, maka mulailah dengan menaruh harapan kepada generasi muda.

Semangat itulah yang mendorong PPPA Daarul Qur'an mencetak generasi muda penggerak dakwah berjiwa Qur’ani yang mampu membawa Islam kepada kejayaan. Ikhtiar itu direalisasikan melalui sejumlah program-program unggulan seperti Rumah Tahfidz, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus, Beasiswa Tahfizh Qur'an (BTQ) for Leaders dan Kader Tahfizh.

Ribuan penghafal Al-Qur’an telah lahir dari program-program tersebut. Sejumlah prestasi pun diraih mulai dari khatam menghafal 30 juz sampai jadi imam muda dan kuliah di luar negeri. Belum lagi anak-anak muda di Palestina yang semakin semangat menghafal Al-Qur’an setelah Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza hadir di tanah para nabi itu sejak 2013 lalu.

“Alhamdulillah, pencapaian tersebut tak lepas dari dukungan masyarakat dan donatur. Saat ini sudah ada 1.178 rumah tahfidz berdiri di Indonesia dan sejumlah negara. Sementara pesantren takhassus tengah membina dan mewujudkan cita-cita 302 santri yatim duafa, sedangkan BTQ for Leaders memberikan beasiswa kepada 98 mahasiswa-mahasiswi penghafal Qur’an,” ujar Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an, Abdul Ghofur.

Ghofur mengatakan, saat ini puluhan da’i di bawah naungan program Kader Tahfizh PPPA Daarul Qur’an tengah mendakwahkan Al-Qur’an di berbagai daerah di Indonesia. Dalam setiap aktivitasnya, mereka selalu menyelipkan nilai-nilai tahfidzhul Qur’an. Begitu pula kader-kader BTQ for Leaders yang melakukan pengabdian kepada masyarakat di sela-sela waktu kuliah.

“Mereka bukan hanya kader-kader berjiwa Qur'an tapi juga pemimpin masa depan yang menerapkan Al Qur'an di setiap lini kehidupan. Dari amanah sedekah donatur, calon-calon penggerak dakwah serta perubahan ini lahir. Semoga mereka dapat memimpin bangsa menuju kepada kejayaan. Aamiin. Selamat Hari Sumpah Pemuda bagi seluruh pemuda di Indonesia,” ujar Ghofur. (ara/mnx)