Perjuangan Bocah Kelas 3 SD Menghafal Al-Qur'an
Terlahir dari keluarga aktivis dakwah kitab salaf di Madura membuat Ibrahim Imdaturrohman (9) yang akrab dipanggil Ibim memiliki tujuan pembelajaran agama lebih matang dibanding teman sepantarannya. Sejak usianya baru menginjak enam tahun, dirinya sudah merayu abi dan uminya untuk nyantri di salah satu pesantren tahfizh daerah Kudus, Jawa Tengah.
“Ya dulu langsung bilang ke Abi minta mondok tahfizh. Terus Abi langsung bilang, iya ayo mangkat ke Kudus, dua minggu maneh,” terang Ibim menceritakan dirinya saat minta izin nyatri dan langsung mendapat izin dari kedua orang tuanya.
Tak sia-sia, tekadnya untuk nyantri sejak dini ternyata membuat Ibim tidak kehilangan momen kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an. Saat usianya menginjak delapan tahun atau sekitar dua tahun nyantri, Ibim sudah menyelesaikan setoran hafalan 30 juz. Tak hanya itu, setiap kenaikan per 5 juz, Ibim juga setoran utuh untuk menjaga setiap ayat yang sudah ia hafalkan.
Pun setelah selesai menghafal, Ibim ingin terus melanjutkan murajaahnya sampai mendapat sanad hafalan. Namun, niat baiknya belum sepenuhnya terealisasi karena kondisi ekonomi keluarga yang tak sanggup menanggung biaya pendidikan tahfizh anak kedua dari tiga bersaudara ini di Kudus. Wajar, kakak perempuannya masih kuliah dan juga tengah menghafal Al-Qur’an sudah mendapat 5 juz. Adiknya, Uzair (3) juga sudah menghafal juz 1.
Bocah kelas 3 SD ini tak lantas berputus asa. Ibim masih meminta izin kepada Abi untuk melanjutkan hafalannya di kampung halamannya di Sampang, Madura. Inilah kisah bertemunya Ibim dengan Rumah Tahfizh Ar-Rahman di Jalan Keramat Agung No. 1, Kampung Kaca, Desa Rong Tengah, Sampang. Ibim bergabung dengan puluhan teman sepantarannya sesama penghafal Al-Qur’an di Madura.
“Pengen masuk surga, karena semua orang bilang kalau hafal Al-Qur’an jaminannya surga. Biar dikasih mahkota kemuliaan. Kalau pengennya jadi imam masjid, kaya’ Kak Hadiyan (imam muda Daarul Qur’an). Pahalanya banyak,” jawab Ibim ketika ditanya soal motivasinya menghafal Al-Qur’an.
Alhamdulillah, setelah mengikuti rutinitas pembelajaran di rumah tahfizh, kini Ibim telah memiliki hafalan mutqin 15 juz. Ibim mengakau kalau dirinya ingin segera menyelesaikan hafalan mutqin-nya agar mendapat sanad hafalan. “Kalau baru males menghafal, tinggal wudhu, masuk masjid, ambil Qur’an, terus bisa murajaah lagi,” terangnya.
Ibim adalah salah satu penerima program Bingkisan Senyum Lebaran (BSL) untuk santri penghafal Al-Qur’an dari PPPA Daarul Quran pada Ramadhan tahun 2019 ini. Semoga Ibim selalu diberikan kemudahan dan keistiqomahan dalam menambah dan menguatkan hafalan Qur’annya sampai mendapatkan sanad sampai pada Rasulullah SAW, Aamiin.