Perjuangan Desi, Gadis Sederhana yang Ingin Jadi Guru

Perjuangan Desi, Gadis Sederhana yang Ingin Jadi Guru
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Kisah memilukan datang dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Desi Ratnasari sudah menjadi yatim piatu di saat gadis seusianya membutuhkan pendampingan dari orang tuanya.

Desi, panggilan akrabnya, masih berusia 12 tahun saat ayahnya wafat. Tak lama kemudian kesedihan Desi ditambah dengan kehilangan ibu tercintanya.

Saat ditinggal kedua orang tuanya, Desi juga memutuskan berhenti sekolah. Hal tersebut diambilnya lantaran selain terhambat biaya, ia juga harus mengurus adiknya yang mengalami gangguan jiwa. Desi dan adiknya, Nirmalasari (10) kemudian dirawat dan dibesarkan oleh kakek dan neneknya.

Sang kakek Kamaruddin (83) dan nenek Jasmia (60) kini melanjutkan tanggung jawab kedua orang tua Desi. Mereka bergantung dari hasil laut yang berpendapatan Rp5.000 setiap hari.

Kakek dan nenek Desi hidup dengan penuh kesederhanaan. Rumah mereka merupakan sepetak bangunan yang beratapkan seng, berdinding papan, juga ada lubang-lubang yang menganga di setiap sudutnya.

Di balik kepiluan yang ditimpa desi, bukan menjadi alasan baginya untuk menyurutkan semangatnya menjadi seorang guru. Ya, Desi yang kini berusia 19 tahun bercita-cita menjadi seorang guru. Ia berharap adiknya sembuh sehingga dapat melanjutkan sekolahnya kembali.

“Desi percaya, di balik badai besar yang melanda, akan ada pelangi setelahnya,” uajrnya.

Penulis: Tami, PPPA Daarul Qur’an Makassar