PPPA Daarul Qur'an Ajak Masyarakat Mengenang Dakwah Alm. Syekh Ali Jaber dan Berdoa untuk Indonesia
PPPA Daarul Qur'an menggelar Kajian Spesial Majelis Tahfidz Yusuf Mansur (MTYM) yang khusus dipersembahkan untuk mengenang geliat dakwah Almarhum Syekh Ali Jaber pada Sabtu (16/1) malam. Seperti yang diketahui, Syekh Ali Jaber menghembuskan napas terakhir pada Kamis (14/1) lalu dan banyak sekali kenangan bersama ulama asal Madinah itu yang susah untuk dilupakan.
Selain mengenang dakwah Alm. Syekh Ali Jaber, kajian ini juga dipersembahkan khusus untuk mendoakan Indonesia yang akhir-akhir ini banyak tertimpa musibah. Seperti bencana alam gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. Maka, tajuk yang diangkat dalam kajian kali ini adalah 'Mengenang Jalan Dakwah Alm. Syekh Ali Jaber dan Doa Bersama untuk Keselamatan Neger'.
Kajian diawali dengan tausiyah dari KH. Ahmad Luthfi Fatullah. Ia menyampaikan bahwa Indonesia sedang dirundung duka, selain kehilangan sosok ulama yang sangat mencintai dan selalu mendakwahkan Al-Qur'an, yakni Syekh Ali Jaber, berbagai mushibah juga tengah menyelimuti negeri ini.
Maka dari itu, menurutnya salah satu hal yang wajib dilakukan pertama kali sebagai seorang muslim adalah berdoa. Karena kekuatan doa mampu mengangkat kembali negeri ini dari keterpurukan.
"Ya, ayo kita kembali kepada Allah, harus tetap menjadi muslim dalam segala hal, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus," serunya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa bantuan kita sangat dibutuhkan bagi mereka yang terdampak bencana. Selain doa, dukungan berupa materi pun sangat berguna bagi pemulihan para korban.
Kemudian, setelah tausiyah dari KH. Ahmad Luthfi Fatullah, adalah giliaran adik dari Alm. Syekh Ali Jaber yakni Syekh Muhammad Jaber. Mengenah sosok sang kakak, Syekh Muhammad Jaber menceritakan bahwa Syekh Ali Jaber merupakan sosok yang sangat sederhana dan dekat dengan keluarga.
"Beliau adalah orang yang sangat sederhana, kalau di rumah kumpul bersama keluarga, ngobrol, bercanda dan sebagainya, seperti kita saja," ungkapnya.
Akan tetapi, dari kesederhanaan itu ada satu hal yang sangat ia jaga, yakni sholat wajib di awal waktu. Ya, menurut Syekh Muhammad Jaber, kakaknya adalah sosok yang sangat menomor satukan sholat lima waktu. Jika sudah masuk waktu sholat, maka ia pun segera bergegas untuk mendirikan sholat secara berjamaah.
Selain itu, di mata adiknya, Alm. Syekh Ali Jaber juga seseorang yang sangat mencintai Al-Qur'an. Terbukti dari banyaknya acara dan kajiannya yang selalu berkaitan dengan Al-Qur'an. Dirinya pun sangat bahagia jika bertemu dengan para penghafal Qur'an.
Ya, kehilangan sosok ulama seperti Syekh Ali Jaber memang membuat masyarakat bersedih. Akkan tetapi, Syekh Muhammad Jaber mengingatkan agar umat muslim tetap bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan, mulai dari kehilangan ulama besar hingga musibah di sejumlah wilayah.
"Musibah itu adalah ujian, maka katakan 'innanillahi', bahwa kita semua adalah ciptaan Allah, milik Allah, apapun yang terjadi merupakan kehendak Allah dan selayaknya kita harus kembalikan ini kepada Allah," tuturnya.
Sebab, menurutnya Allah meiliki banyak sekali cara untuk mengangkat derajat hamba-Nya. Bisa jadi, salah satu cara yang Allah gunakan adalah dengan cobaan.
Kajian pun ditutup dengan doa bersama yang dimpimpin oleh Syekh Muhammad Jaber. Harapannya, Alm. Syekh Ali Jaber ditempatkan di tempat terbaik oleh Allah dan segala jejak dakwahnya menjadi amal yang tak terputus baginya. Selain itu, agar Indonesia segera bangkit dari berbagai musibah dan hidup berkah bersama Al-Qur'an. []