PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta Bersama LSP Daarul Qur’an Rilis Program Sertifikasi Guru Qur’an

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta merilis program sertifikasi guru Qur’an. cara tersebut berlangsung secara virtual pada Selasa (19/04) kemarin.

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta Bersama LSP Daarul Qur’an Rilis Program Sertifikasi Guru Qur’an
PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta Bersama LSP Daarul Qur’an Rilis Program Sertifikasi Guru Qur’an
PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta Bersama LSP Daarul Qur’an Rilis Program Sertifikasi Guru Qur’an
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta merilis program sertifikasi guru Qur’an. cara tersebut berlangsung secara virtual pada Selasa (19/04) kemarin.

Dengan mengusung tema “Membangun Kolaborasi Dakwah Al-Qur’an Nasional, Menuju Indonesia Bebas Buta Huruf Al-Qur’an 2025”, acara berjalan dengan lancar dan penuh hikmat. Para pembicara dengan penuh antusias menyampaikan materi dan tanggapan sesuai dengan latar belakang masing-masing, namun tetap bemuara pada satu hal yang sama, yaitu mendakwahkan Al-Qur’an.

Acara diawali dengan sambutan terlebih dahulu kemudian masing-masing narasumber memaparkan materinya. Dalam agenda tersebut, dihadiri oleh delapan elemen narasumber dan penanggap yaitu, Dr.H. Waryono, M.Ag selaku Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, kemudian Angga Nugraha dari Wakil Sekretaris Umum FOZ, Zainal Abidin dari Ketua Bidang III Kerjasama dan Sinergi FOZ.

Narasumber juga berasal dari pakar yakni KH. Ahsin Sakho Muhammad, selaku pakar Qiraah Sab’ah Indonesia. Adapun Pimpinan Daarul Qur’an yang turut hadir yaitu Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an, H. Abdul Ghofur, SE., MM dan KH. Ahmad Jamil, M.A selaku Pimpinan Daarul Qur’an-Direktorat Pendidikan. Serta turut mengundang ketua FOZ WIL/FOZDA se-Indonesia.

Dr.H. Waryono, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI menyatakan bahwa DAQU sebagai role model pendidikan (non formal) harus bagus. Salah satunya ditandai dengan para guru atau pengajarnya tersertifikasi, memiliki kompetensi. Beliau menambahkan bahwa negara dalam hal ini pemerintah, semakin ada untuk lembaga non formal dengan konsentrasi di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal), yang memiliki semangat tinggi namun fasilitas masih minim. Dalam hal ini, kehadiran DAQU di berbagai tempat (3T) tersebut juga telah banyak memberikan inisiasi.

Bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja untuk bergerak membangun pendidikan. Hal ini harus menjadi kesadaran bersama bahwa semua elemen harus bersinergi, sejalan dengan yang disampaikan oleh oleh KH. Ahmad Jamil, “Kolaborasi dakwah Al-Qur’an ini sudah menjadi wajib ‘ain bagi kita semua.

Dalam nukilan Al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 2, ‘..dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.’ Adalah ayat kolaborasi untuk semua pihak, negara, swasta, lembaga zakat, dan pondok pesantren seluruh Indonesia”, Ujar beliau.

Untuk bisa menciptakan kolaborasi yang baik, harus didukung pula dengan sumber daya yang mumpuni. “Dari 197 lembaga zakat anggota FOZ, 23 diantaranya tergabung dalam kompartemen dakwah yang salah satu programnya adalah upgrading guru-guru Al-Qur’an. Kehadiran LSP Daarul Qur’an dan PPPA Daarul Qur’an disambut baik para lembaga zakat yang core programnya adalah dakwah untuk keberlanjutan program yang lebih baik,” ujar Zainal Abidin, Ketua Bidang Sinergi FOZ, yang juga Direktur BMH.