Rumah Tahfidz, Memupuk Generasi Qur'ani
Lahirnya generasi penghafal Al-Qur’an di kota maupun pelosok Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia adalah cita-cita utama PPPA Daarul Qur’an dalam gerakan dakwahnya. Karenanya, terciptalah gagasan dari KH Yusuf Mansur untuk mengajak masyarakat bersama-sama membuat rumah tahfidz, agar umat muslim mendapat pahala dan keberkahan dari setiap ayat yang dibaca para penghafalnya.
Pada 2019 ini, perlahan tapi pasti impian itu terwujud. Antusias masyarakat yang ingin mendirikan rumah tahfidz di kediamannya masing-masing bahkan mewakafkan tempat tinggalnya untuk dijadikan rumah tahfidz pun semakin menggeliat. Tercatat sampai saat ini ada 1.178 rumah tahfidz dengan 35.000 santri penghafal Qur’an di bawah naungan Rumah Tahfidz Center (RTC) yang ratusan diantaranya adalah rumah tahfidz mandiri. Salah satu pemilik rumah tahfidz mandiri adalah Hafid Kesuma Wardhana. Ia pun tak sungkan berbagi cerita tentang keberkahan yang ia dapatkan setelah mendirikan rumah tahfidz.
Ustadz Hafid sapaan akrabnya mengatakan, sebelum memiliki rumah tahfidz hidupnya belum dipenuhi keberkahan seperti saat ini. Ia dulu adalah pengusaha yang bangkrut dan ditinggal puluhan karyawannya. Tepat pada 2010, ia bermuhasabah dan berjumpa dengan UYM sapaan akrab Ustadz Yusuf Mansur. UYM pun memintanya untuk memperbaiki ibadah dan mendirikan rumah tahfidz dari rumah pribadi yang kala itu menjadi tempat tinggal Ustadz Hafid.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Surat Muhammad ayat 7 ini telah terpatri dalam hati UstadzHafid. Baginya, mendirikan rumah tahfidz dan memfasilitasi para santri adalah tabungan akhirat untuknya. “Saya belum bisa hafal Al-Qur’an, mungkin ilmu saya sedikit. Tapi bagaimana saya mendapatkan pahala dari orang-orang yang menghafal Al-Qur’an, cara saya adalah dengan membangun rumah tahfidz. Mudah-mudahan ini menjadi amalan kami di yaumil akhir serta menyelamatkan keluarga besar kami pada saat nanti meninggal dan menghadap Allah SWT,” ujar Ustadz Hafid yang kala itu tak mampu menahan haru.
Ustadz Hafid mengungkapkan rasa syukur tiada henti saat menceritakan keberkahan yang ia dapatkan setelah memiliki rumah tahfidz dan banyak santri. Salah satunya saat ia punya mimpi berangkat ke tanah suci yang Allah kabulkan pada 2012 silam. Dan usahanya pun kian pesat, dari yang hanya memiliki satu, kini hampir enam perusahaan. Sampai saat ini Ustad Hafid tak pernah menyangka Allah memberikan kenikmatan yang begitu besar kepadanya dari wasilah mendirikan rumah tahfidz.
Karenanya, ia mengajak seluruh umat muslim untuk juga mendirikan rumah tahfidz dan melahirkan semakin banyak penghafal Al-Qur’an. “Kunci sukses kehidupan kita bukanlah seberapa banyak harta yang kita miliki, tapi seberapa banyaknya bekal kita untuk akhirat. Dan apabila kita membuka rumah tahfidz, itu merupakan bekal yang luar biasa. Karena setiap ayat yang mereka hafalkan akan menjadi menyelamatkan kita di yaumil akhir,” ucap Ustadz hafid. (ara/mnx)