Srikandi dari Banjarmasin
Dari sekian banyak pemuda pemudi Indonesia, ada yang Allah gerakkan hatinya untuk bergabung bersama pendekar Qur'an. Dari orang-orang pilihan tersebut, terselip nama Isfiatun Khairoh. Gadis kelahiran Banjarmasin ini adalah satu dari sembilan orang yang mengikuti program kader tahfizh.
Program ini adalah salah satu terobosan PPPA Daarul Qur'an untuk melahirkan kader penggerak bangsa yang hafal Alqur'an. Isfi sapaan akrabnya, telah memiliki hafalan sebanyak 22 juz sebelum masuk di kader tahfizh.
Jumlah yang tidak sedikit bagi orang yang baru mulai menghafal Alqur'an sejak masa-masa kuliah, sekitar lima tahun lalu. Hal tersebut pula yang memotivasinya untuk segera menuntaskan hafalannya. "Saya kan hafalannya belum sampai 30 juz, harapannya di sini bisa menyelesaikan hafalan sampai 30 juz," ucapnya.
Ia mengungkapkan, orang tuanya selalau mensupport dirinya. Apa pun jika itu untuk ilmu, mereka akan selalu mendukung. "Suatu hari nanti, saya ingin mendirikan pondok pesantren sendiri. Miris saja melihat teman-teman, adik-adik yang masih SMP tapi tidak mau ngaji lagi," kata putri dari Ahmad Muniri ini.
Dirinya mengatakan fenomena seperti itu terjadi akibat lingkungan yang kurang baik. Selain dari kemauan individu sendiri yang kurang. Mimpinya sama seperti para Assatidz di Daarul Qur'an, yaitu dapat melihat rumah tahfizh di setiap tikungan. “Sehingga di mana-mana ada Alqur'an,” ucap Isfi.
Program Kader Tahfizh digulirkan untuk mengakselerasi dakwah Daarul Qur’an yang telah menjalar di berbagai daerah Nusantara maupun dunia. Menciptakan semakin banyak penghafal Alqur’an adalah tujuan utamanya. Dukung dakwah Kader Tahfizh dengan klik sedekahonline.com.