Tangis Haru Iringi Keberangkatan Santri Menuju Wisuda Tahfizh Nasional Tahun 2022

Kebahagiaan terpancar dari raut wajah Ustadzah Eka manakala PPPA Daarul Qur'an Semarang menjemput ketiga santrinya menuju Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Tangerang.

Tangis Haru Iringi Keberangkatan Santri Menuju Wisuda Tahfizh Nasional Tahun 2022
Tangis Haru Iringi Keberangkatan Santri Menuju Wisuda Tahfizh Nasional Tahun 2022
Tangis Haru Iringi Keberangkatan Santri Menuju Wisuda Tahfizh Nasional Tahun 2022
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Kebahagiaan terpancar dari raut wajah Ustadzah Eka manakala PPPA Daarul Qur'an Semarang menjemput ketiga santrinya menuju Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Tangerang.

Mereka adalah Vicky Amalia Zahra (18), Laili Nur Safitri (19) dan Septiana Lismia Sari (23). Ketiganya merupakan santri Rumah Tahfidz Tapak Sunan.

Ustadzah Eka begitu gembira. Betapa tidak, sejak berdiri pada 2013 silam, inilah kali pertama santri dari Rumah Tahfidz Tapak Sunan berhasil lolos seleksi ujian hafalan Al-Qur'an 30 juz dan berhak mengikuti prosesi WTN bersama ratusan santri lainnya dari seluruh Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut Ustadzah Eka mengungkapkan kebahagiaannya. "MasyaaAllah, alhamdulillah, akhirnya santri kami lolos dan kelulusan ini menjadi motivasi besar untuk santri lainnya. Walaupun sempat beberapa kali gagal Umi pesan kepada mereka untuk tidak menyerah dan terus diperbaiki. Tahun lalu ketiga santri ini sempat gagal dan sempat pesimis, tahun ini umi dorong lagi supaya ikut ujian lagi dan berpesan senantiasa percaya kepada Allah, karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya," ujarnya.

Bersama sang suami, Ustadzah Eka mengelola Rumah Tahfidz Tapak Sunan yang terletak di Dusun Selo, Kecamatab=n Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di bangunan sederhana yang masih menyatu dengan kediaman mereka inilah, bersama mereka berjuang mendakwahkan Al-Qur'an dengan memegang slogan "Menghafal Al Qur'an Semudah Tersenyum".

Saat ketiga santri berpamitan, seraya terisak sebuah pesan begitu mendalam terlontar dari Ustadzah Eka yang selama ini dengan sabar membimbing mereka. "Ingatlah anakku, keberhasilan ini bukan untuk bangga-banggaan, tapi ini adalah sebagian kecil dari kebahagiaan yang Allah berikan didunia ini. Dan ingatlah bagian yang hakiki adalah hafalan 30 juz kalian dapat terpatri dalam sanubari hati, tercermin dalam perbuatan dan tetap terjaga hingga kelak kalian meninggal dalam hafalan Al-Qur'an yang tetap melekat," ungkapnya.

"Ingat bahwa baju wisuda yang kalian pakai nanti hanyalah sebuah simbolis, karena baju wisuda kalian yang sesungguhnya adalah kain kafan dan yang akan mewisuda kalian adalah Malaikat Izrail.  Jadi selama nyawa masih melekat dikandung badan kalian masih berkewajiban menjaga hafalan dan bermurojaah. Tugas kalian bermurojaah akan selesai saat tiba waktunya diwisuda oleh Malaikat Izrail dan kalian dapat melanjutkan murojaah bersama baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam di Syurga-Nya Allah," imbuhnya.

Lantunan takbir mengiringi keberangkatan mereka. Tidak lupa, mereka juga disambut lambaian tangan yang menambah suasana haru sore itu. Tak hanya para santri Rumah Tahfidz dan kerabat yang ikut mengantarkan mereka, namun tetangga di sekitar Rumah Tahfidz pun merasakan euforia kebahagiaan dan keharuan ini. 

Oleh: Shinta, PPPA Daarul Qur'an Semarang