Vivi Ingin Persembahkan Mahkota untuk Orang Tua

Vivi Ingin Persembahkan Mahkota untuk Orang Tua
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Sering disapa Vivi, pemilik nama lengkap Viviana Wahyu Nurlaila Putri adalah putri dari keluarga broken home. Bertolak belakang dengan sang ibu, bapak kandung memang tidak mengedepankan persoalan agama. Beruntungnya sekarang gadis kelahiran Kabupaten Semarang, 22 Januari 2004 ini sudah memiliki ayah yang begitu menyayangi ibu serta anak-anaknya.

Menjadi seorang mualaf tak lantas membuat ayah Vivi acuh terhadap keluarga. Justru sebaliknya, kepedulian yang diberikan sangat nyata. Rasa sakit yang ditinggalkan bapak kandung di hati Vivi begitu memang begitu membekas. Trauma akan perlakuan bapak kandung, membuat Vivi ingin memperbaiki menjadi pribadi yang lebih baik serta lebih dekat dengan nilai-nilai keagamaan.

Sebenarnya keinginan mondok sudah ada sejak Vivi kelas 3 SD, namun pada saat itu dirinya masih bersama dengan bapak dan ibu kandung, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mendalami ilmu agama apalagi sampai mondok. Selain itu pondok untuk anak seusia ia kala itu juga masih jarang ditemui.

Setelah masuk SMP keinginan mondoknya terwujud berkat tekad dan harapan orang tua yang tidak ingin Vivi terbawa oleh arus pergaulan. Ditambah, waktu itu juga Vivi sudah tidak bersama dengan bapaknya lagi. Sehingga sang ibu bisa dengan leluasa mendidik serta mengarahkan Vivi ke jalan yang lebih baik.

Sebelum gadis berniqab ini sampai di Rumah Tahfidz Qur’an Samparan, Bantul, ia mondok di Kabupaten Semarang. Kuatnya motivasi menghafal Qur’an karena mengingat bahwa Al-Qur’an punya manfaat yang tidak perlu diragukan lagi. Sehingga dirinya ingin menyelamatkan orang tua dari api neraka, ingin memberikan mahkota, bahkan menjadikan apa yang dilakukan Vivi sebagai amal jariyah untuk orang tuanya tidak terkecuali bapak kandung yang telah memberikan bekas luka di hati Vivi. Karena tanpa adanya orang tua, maka Vivi pun tidak akan ada. Begitulah yang diungkapkan olehnya.

Bagi Vivi, masa lalu memang menyakitkan, namun masa depan bisa diperbaiki, salah satunya dengan cita-citanya menjadi hafidz Qur’an dan juga keinginan menjadi dokter.

“Ketika kamu merasa sendiri, yakinlah Allah selalu bersamamu dan apabila kamu mempunyai masalah, yakinlah Allah sedang berkata ‘Hanya kamu yang mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah itu’ Impossible is nothing,” ujar Vivi.