Dua Tahun Stroke, Kini Suminta Punya Kursi Roda Impiannya
Selama lebih dari dua tahun, suasana Rumah Tahfidz Tunanetra Nurul Qolbi di Bogor, Jawa Barat, nampak kurang meriah tanpa kehadiran Suminta dan Mariam. Mereka berdua adalah sepasang suami-istri tunanetra yang juga merupakan santri penghafal Al-Qur’an di Rumah Tahfidz Nurul Qolbi.
Mariam harus mendampingi Suminta lantaran suaminya itu mengidap stroke sejak dua tahun terakhir. Akibat penyakit tersebut, Suminta mengalami lumpuh dan tak dapat berjalan. Sebagai rasa sayang kepada sang suami, Mariam pun harus ikhlas melewatkan halaqah (belajar Al-Qur’an secara berkelompok) di Rumah Tahfidz Nurul Qolbi bersama teman-teman tunanetra lainnya.
Baik Suminta maupun Mariam adalah seorang tukang pijit. Mereka meraup rupiah dari jasa pijit tradisional tersebut. Memang tak seberapa, namun cukup untuk hidup berdua. Saat ini, hanya Mariam seorang yang menjadi tulang punggung keluarga.
Melihat kondisi tersebut, PPPA Daarul Qur’an Bogor menggandeng PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dalam rangka pengadaan kursi roda untuk Suminta. Tepat pada Selasa (15/6) PPPA Daarul Qur’an Bogor berkesempatan untuk berkunjung ke kediaman Suminta dan Mariam guna menyalurkan kursi roda bantuan dari PT. KPEI.
Kedatangan PPPA Daarul Qur’an Bogor pun dismabut dengan sangat baik oleh Suminta dan Mariam. Mendengar kehairdan PPPA Daarul Qur’an Bogor di rumahnya, Suminta pun merasa begitu senang. Ia pun dipapah oleh Mariam untuk mencoba kursi roda barunya. Menurut keterangan Mariam, kursi roda tersebut memang tengah dinantikan mereka.
“Alhamdulillah, ya, senang sekali dikasih kursi roda ini untuk bapak, walaupun kami sulit dalam berjalan tetapi ini akan sangat membantu dan akan lebih memudahkan, terima kasih, semoga Allah membalas dengan kebaikan berlipat,”, ungkap Mariam.
Harapannya, kursi roda tersebut dapat membantu meringankan pekerjaan Mariam. Selain itu juga dapat membantu Suminta dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. []