Kisah Samsul, Sebatang Kara di Kota Kembang

Kisah Samsul, Sebatang Kara di Kota Kembang
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Samsul Bahri (58) berjalan terengah-engah menuju Kantor PPPA Daarul Qur'an Bandung, Kamis (16/7). Dengan dada sesak dan kaki yang sudah tak mampu melangkah, beliau meminta tolong untuk dibawa berobat karena sakitnya yang kambuh.

Sambil memegang tasbih, ia terus berdzikir menyebut asma-Nya. Harapannya dengan berdzikir rasa sakitnya bisa sedikit berkurang, air mata di pelupuk mata tak bisa ia tahan. "Kalau nahan sakit, bapak suka sampai menangis," tuturnya.

Menanggapi hal itu, PPPA Daarul Qur'an Bandung dengan sigap membawa Samsul menuju rumah sakit terdekat. Setelah mendapatkan penanganan dokter ia pun dapat menenangkan diri. Kemudian dirinya menceritakan kisah hidupnya sebagai perantau di Kota Kembang, Bandung.

"Bapak bukan orang Bandung, asli dari Padang, ke sini cari kerja, tapi keburu Corona, jadi tidur di mana saja, obat habis juga nggak bisa beli," ungkapnya sambil terbaring di ranjang rumah sakit.

Samsul mengalami pembengkakan jantung sekaligus masalah lambung. Sebelumnya, ia hanya mengetahui bahwa dirinya terkena asam urat.

Dalam lubuk hatinya, ada rasa ingin pulang ke kampung halamannya di Padang karena dirinya tak memiliki siapapun di Bandung. Dikabarkan bahwa dirinya akan dibantu untuk pulang, tubuh yang tadinya lemah pun berangsur membaik dalam sekejap waktu.

"Alhamdulillah, beneran bapak bisa pulang ke Padang? Bapak mau pulang sekarang saja," binar mata Samsul menggambarkan rasa bahagianya. Ia mengucapkan banyak terima kasih dan menyampaikan salam untuk seluruh donatur PPPA Daarul Qur’an Bandung yang sudah membantunya. (zantina)