Mengabdi untuk Qur'an di Kampung Halaman

Mengabdi untuk Qur'an di Kampung Halaman
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Bagi Mufidatun Nufus, menghafal Alqur’an adalah kegiatan menarik. Keinginannya menjadi hafidzah tumbuh sejak kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Ia terinspirasi dari sang kakak yang lebih dulu menjadi penghafal Alqur’an.

“Awalnya tertarik karena melihat kakak. Tapi, lama-lama saya berfikir bahwa menghafal Alqur’an adalah kewajiban saya sebagai umat Muslim,” ujar remaja asal Serang, Banten itu.

Cara Mufidatun dalam menghafal Alqur’an adalah mengulang ayat demi ayat sampai satu halaman, terus diulang sampai lancar. Jika ada ayat yang sulit, ia membaca terjemahan untuk memudahkannya mengingat hafalan.

“Selain usaha menghafal, jangan lupa berdoa sama Allah SWT,” tambah gadis berusia 14 tahun.

Rasa syukur Mufidatun panjatkan atas nikmat kesempatan menjadi seorang penghafal Alqur’an. Suka duka hidup di pesantren pun tak luput sebagai warna-warni perjalanannya. Dukungan kedua orangtuanya yakni Mun’im dan Siti Masitoh selalu mengalir pada Mufidatun lewat doa.

“Saya ingin membahagiakan kedua orangtua. Lalu mengabdi di kampung halaman selepas lulus dari Takhassus,” ungkapnya.

Pada 20-21 Oktober ini, Mufidatun mengikuti ujian Tasmi’ Hifdzil Qur’an yakni membacakan seluruh hafalan 30 juz di depan para guru dan santri Pesantren Takhassus Cikarang, Jawa Barat. Setelah lulus nanti ia bercita-cita mengabdi di kampung halamannya.

"Saaya ingin mendawamkan Qur’an di rumah supaya keluarga dan warga di kampung semuanya dekat dan cinta dengan Alqur'an," tuturnya.

Mufidatun adalah salah satu dari ratusan santri yang tengah belajar dan menghafal Qur’an di 10 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus. Atas dukungan dari seluruh masyarakat, jemaah dan donatur PPPA Daarul Qur’an, mereka bisa menghafal Alqur’an.

Anda bisa terlibat membantu para santri wujudkan mimpi-mimpi mereka melalui sedekahonline.com atau langsung menjadi wali dan memilih langsung santrinya lewat beasiswa.sedekahonline.com.