YBM PLN Kunjungi Kampung Qur'an Rukem

YBM PLN Kunjungi Kampung Qur'an Rukem
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Ada gudeg Wijilan Yogyakarta pada obrolan santai Rabu malam (17/10) lalu bersama Pak Martono dan Mbak Candra. Sajian kuliner khas kota istimewa itu membuka satu pertemuan antara PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dengan Yayasan Baitul Mal PLN. Obrolan semakin akrab ketika konsep pemberdayaan berbasis sosial bisnis dan wilayah disampaikan. Gagasan untuk memproduktifkan zakat malam itu lahir dari sebuah ajuan konsep jalan tengah pemberdayaan masyarakat kampung.

Gagasan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta memberdayakan mustahik pun didiskusikan, yakni tentang memberdayakan guyub dan sederhananya masyarakat Kampung Qur’an Rukem, Purworejo. Narasi kemandirian dakwah di Kampung Qur’an lahir setelah koyak karena longsor pada Ramadan 2016. Lewat dua tahun, setelah program instalasi air, renovasi mushola, perpustakaan, dan dai pendamping, juga satu tahun ikhtiar inisiasi program UMKM berjalan, Kampung Qur’an Rukem, Purworejo mulai berikhtiar merancang kemandirian kampung bersama PPPA Daarul Qur’an dan YBM PLN.

“Rukem adalah kampung dengan potensi alam yang luar biasa. Potensi ini yang akan terus dikembangkan untuk warga. Melimpahnya air, suburnya tanah, dan warga yang aktif mendukung setiap aktivitas dakwah adalah modal sosial yang besar untuk agrobisnis dengan pendekatan kewirausahaan sosial,” jelas Heri Setiawan, Koordinator Program PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta yang juga alumnus Kehutanan UGM dengan konsentrasi Konservasi Masyarakat Hutan.

“Sosial bisnis dan dakwah adalah jalan tengah untuk membangun pelosok kampung untuk dekat dengan Al-Qur’an. Peluang ini belum populer di Indonesia. Kampung Agrow bukan sekedar aktivitas pemberdayaan sekali putus, tapi lebih kepada ikhtiar kemandirian dakwah, pulangnya remaja ke kampung, dan cara mencintai Sang Pencipta lewat alamnya. Sebentar lagi, publik akan berkunjung ke Rukem untuk belajar agrobisnis, menikmati alam, dan bertafakkur setiap peristiwa di Mushola Miftahul Huda bersama anak-anak kampung yang telah menghafal 2 juz Al-Qur’an,” terang Maulana Kurnia Putra, Manager Area PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dan Jateng.

Kerjasama yang akan dilakukan antara PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta bersama YBM PLN dalam bentuk pembudidayaan kambing. Pelibatan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dimaksudkan sebagai pendamping untuk mengoptimalkan penyaluran dana zakat YBM PLN untuk menggerakkan dan menginisiasi praktik program pemberdayaan yang lebih produktif dan meluaskan efek program di satu wilayah.

Ukuran-ukuran program pemberdayaan Kampung Qur’an Rukem pun menjadi bahan diskusi dalam penyusunan indikator program. Pak Martono, Ketua II Bidang Pemberdayaan dan Pendistribusian YBM PLN, pun mengamini gagasan dan rancangan dengan pendekatan kultural dan Sosiologi Pedesaan untuk mengoptimalkan potensi sebuah kampung dengan pendekatan sosial bisnis yang berbasis pada dakwah Mushola Miftahul Huda. “Pada intinya, kita sebagai amil harus memikirkan bagaimana caranya program-program penyaluran zakat bisa mengentaskan (mustahik) untuk lebih mandiri,” masukan Pak Martono pada takmir Mushola Miftahul Huda saat lawatannya ke Kampung Qur’an Rukem, Purworejo pada Kamis (18/10) lalu.

Pada kunjungan ke Kampung Qur’an Rukem, Pak Martono pun sempat melihat calon lokasi pembudidayaan kambing. Di lahan seluas 2.000 meter persegi di bawah kampung itu, optimisme ratusan ekor kambing dan mimpi masa depan dakwah di Rukem mulai dibicarakan. Juga tentang mushola Miftahul Huda yang sebentar lagi akan memiliki unit-unit bisnis penunjang dakwah masyarakat, dan mimpi masa depan pendidikan dan kemajuan Rukem sebagai satu Kampung Qur’an yang mandiri dan terus berbagi karena misi-misi dakwah Alqur’an. Aamiin, bismillah.