Niat Puasa Ramadhan Sesuai Sunnah
Niat Puasa Ramadhan - Puasa merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Puasa juga menjadi salah satu rukun Islam selain syahadat, sholat, zakat dan haji. Oleh karena hukumnya yang wajib maka meninggalkan puasa Ramadhan adalah dosa.
Niat Puasa Ramadhan - Puasa merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Puasa juga menjadi salah satu rukun Islam selain syahadat, sholat, zakat dan haji. Oleh karena hukumnya yang wajib maka meninggalkan puasa Ramadhan adalah dosa.
Bulan Ramadhan juga merupakan momen-momen yang tepat untuk memperbanyak amal ibadah. Selain itu, Allah juga mengampuni setiap hamba-Nya yang bertaubat di bulan Ramadhan.
Kedatangan bulan Ramadhan selalu ditunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Setiap muslim menantikan segudang keutamaan yang terdapat di dalamnya. Terlebih kenikmatan saat berpuasa.
Hukum Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi seluruh umat Islam. Meski begitu ada beberapa syarat yang masuk kategori wajib berpuasa, yaitu baligh, sehat jasmani-rohani, bukan musafir, dan bukan wanita yang haid.
Sementara itu, niat puasa Ramadhan juga menjadi salah satu syarat sahnya puasa. Niat merupakan satu dari beberapa syarat sah yang harus dipenuhi seorang muslim ketika akan berpuasa Ramadhan.
Landasan syariat tentang kewajiban berpuasa Ramadhan berasal dari Alquran, hadits dan kesepakatan ulama atau ijma. Artinya hukum puasa Ramadhan telah dilandasi ketiga aspek krusial dalam hukum Islam.
Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
Latin: “Ya ayyuhalladzina amanu kutiba alaikumu-shiyam, kama kutiba ‘alaladzina min qablikum la’allakum tattaqun.”
Artinya: “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 183).
Selain Alquran, ada pula hadits yang menegaskan hukum berpuasa Ramadhan. Dari Abdullah bin Umar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ
وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحِجِّ الْبَيْتَ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهَ سَبِيْلاً
Artinya: “Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi mereka yang mampu.” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasai).
Sementara dalam kitab Bidayat Al-Mujtahid wa Nihayat Al-Muqtashid karya Ibnu Rusyd menyebut bahwa dalil ijma tidak ada satu pun ulama yang menyangkal kewajiban puasa Ramadhan. Semua ulama sepakat berdasarkan firman Allah dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 185.
Rukun Puasa Ramadhan
Rukun puasa Ramadhan adalah hal-hal yang wajib dipenuhi seorang muslim ketika akan melaksanakan puasa Ramadhan. Dalam kitab Fathul Qorib ada beberapa rukun puasa Ramadhan, di antaranya adalah:
1. Niat
Niat puasa Ramadhan adalah hal paling utama yang harus dipenuhi seorang muslim. Niat dilakukan saat malam hari hingga sebelum masuk waktu Subuh.
2. Menahan Diri dari Makan dan Minum
Menahan diri dari makan dan minum artinya seorang yang berpuasa harus bisa mengendalikan rasa laparnya. Sebab makan dan minum termasuk dua hal yang dapat membatalkan puasa.
3. Tidak Melakukan Hubungan Badan
Rukun puasa Ramadhan berikutnya adalah tidak melakukan jima atau hubungan badan antara suami dan istri. Larangan tersebut juga berlaku baik saat seseorang sadar maupun tidak sadar.
Bagi seorang muslim yang melakukannya maka puasanya dianggap batal. Selain itu, orang tersebut juga dijatuhi hukuman yakni harus membayar fidyah puasa.
4. Tidak Muntah dengan Sengaja
Muntah dengan sengaja juga akan membuat batalnya puasa. Namun jika muntah dengan tidak sengaja dikarenakan mual atau yang lainnya maka tetap boleh melanjutkan puasanya.
Syarat Puasa Ramadhan
Tidak hanya rukun puasa Ramadhan yang harus dipenuhi seorang muslim. Namun juga ada syarat puasa Ramadhan yang tidak kalah penting. Adapun syarat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
1. Islam
Syarat utama seseorang melakukan puasa Ramadhan adalah beragama Islam. Oleh karenanya orang di luar agama Islam tidak diwajibkan melaksanakan puasa Ramadhan.
2. Baligh atau Dewasa
Syarat yang kedua yaitu baligh atau bisa diartikan dengan dewasa. Seorang laki-laki bisa dikatakan baligh ketika sudah mengeluarkan mani atau mimpi basah. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan keluarnya darah atau haid.
3. Berakal
Berakal artinya tidak gila atau dalam gangguan jiwa. Seseorang yang memiliki kejiwaan normal maka diwajibkan berpuasa Ramadhan. Sebaliknya, jika mengalami gangguan jiwa maka tidak diwajibkan berpuasa.
4. Mampu
Orang yang berpuasa harus mampu dari segi fisik. Artinya jika orang tersebut melakukan puasa maka tidak akan mengganggu fisiknya. Sebagai contoh orang yang sudah tua atau sakit tidak diwajibkan puasa jika mengganggu kesehatannya.
Niat Puasa Ramadhan dan Artinya
Membaca niat puasa Ramadhan adalah hal wajib yang harus dilakukan seorang muslim ketika akan berpuasa. Sebab tanpa niat maka puasanya dianggap tidak sah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya: "Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR Ad-Daru Quthni dan Al- Baihaqi).
Niat puasa Ramadhan dibaca pada malam hari hingga sebelum masuk waktu Subuh. Adapun jika lupa membaca niat maka puasa pada hari itu dianggap tidak sah.
Imam Ghazali dalam Ihya Ulumiddin 2 mengatakan bahwa membaca niat pada malam sebelum melakukan puasa Ramadan hukumnya adalah wajib. Maka setiap hari harus membaca niat puasa Ramadhan.
Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Bacaan niat puasa Ramadhan yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla.
Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."
Doa Buka Puasa
Selain doa niat puasa Ramadhan, ada juga doa buka puasa yang tak kalah penting. Berdoa pada saat berbuka puasa sangat dianjurkan karena waktu tersebut termasuk dalam waktu-waktu yang msutajab.
Setidaknya ada dua doa buka puasa yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Keduanya memiliki landasan dari hadits. Bacaan doanya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Riwayat Bukhari dan Muslim
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.
Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
2. Menurut Riwayat Abu Daud
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Latin: Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah,"
Itulah pembahasan mengenai puasa Ramadhan hingga niat puasa Ramadhan. Sebagai seorang muslim tentu saja harus memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak amal dengan berdzikir, sedekah hingga mendengarkan kajian sebagai bekal di akhirat kelak. Wallahu a'lam.
Anda bisa berpartisipasi dalam program sedekah penghafal Quran bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi. Semoga Allah menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin.