PPPA Daarul Qur'an Gelar Studium Generale Sebagai Pembukaan Pelatihan Amil Internal
Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) PPPA Daarul Qur'an menggelar Studium Generale bertajuk New Normal Islamic Philanthropy pada Selasa dan Rabu (9-10/6). Kegiatan yang dilaksanakan secara online ini menghadirkan beberapa pembicara nasional yang kompeten di bidangnya.
Beberapa pembicara tersebut adalah H. M Fuad Nasar, M.Sc (Direktur Pemberdayaan Zakat & Wakaf Kemenag), Dr. Ahmad Juwaini (Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah), M. Arifin Purwakananta (Direktur Utama Baznas), Bambang Suherman (Ketua Umum Forum Zakat), dengan keynote speaker H. M Anwar Sani (Pimpinan Direktorat Zakat & Wakaf Daarul Qur'an).
Pada Studium Generale hari pertama ini, H. M Fuad Nasar, M.Sc menyampaikan materi berjudul Kemiskinan Global dan Peranan Zakat di Masa New Normal. Menurutnya, jauh sebelum pandemi, isu kemiskinan global sudah menjadi sorotan di dunia zakat dan filantropi.
"Ketimpangan sosial banyak terjadi di muka bumi, termasuk kemiskinan global. Tapi sebagai orang Islam, kita bukan meratapinya tapi justru harus mencari solusi," katanya.
Ia melanjutkan, Indonesia dengan potensi gerakan filantropi yang besar memiliki peran yang sangat penting dalam mengarusutamakan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) dalam merespon kemiskinan global.
"Yaitu dengan cara mengkapitalisasi potensi, melakukan kolaborasi peran, serta melakukan penyelamatan penduduk bumi dengan ziswaf tadi," ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa ziswaf bukanlah tujuan, namun merupakan alat yang diberikan oleh Allah SWT untuk membantu dan memperjuangkan para dhuafa dalam upaya menghadapi kemiskinan global. "Karena bicara zakat itu sebenarnya bagaimana manusia membantu manusia," pungkasnya.
Sementara itu Dr. Ahmad Juwaini menyampaikan tentang Filantropi dan Keuangan Syariah dalam New Normal. Menurutnya, ziswaf memiliki peran signifikan dalam mengatasi kemiskinan.
Ia melanjutkan, pada saat pandemi covid-19 yang berdampak luas seperti saat ini, terdapat peningkatan angka kemiskinan sehingga membutuhkan lebih banyak dana jaring pengaman sosial. Menurutnya, ziswaf bisa menjadi solusi dari permasalahan ini.
"Seperti apa yang sudah dilakukan organisasi pengelola zakat yang telah melaksanakan serangkaian program dalam menghadapi pandemi ini," katanya.
Kegiatan Studium Generale ini juga merupakan pembukaan dari program pelatihan internal bagi amil PPPA Daarul Qur'an yang bertajuk Amil Executive Development Program (AEDP) selama enam bulan ke depan. Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an Abdul Ghofur menyebutkan, AEDP ini penting sebagai wadah melahirkan pemimpin baru di dunia ziswaf, khususnya di PPPA Daarul Qur'an.
"Ada tiga komponen yang penting dalam AEDP, yang merupakan proyeksi gerakan ziswaf. Yaitu karakter, kompetensi, dan literasi. Sementara di kompetensi, ada lima hal yang ingin kita tumbuhkan, yaitu kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi, dan inovatif. Semuanya merupakan hal yang bermanfaat untuk industri ziswaf dewasa ini," pungkasnya. (mnx)