Rumah Tahfidz Sebagai Wasilah Bangkitnya Ustadz Hafid

Rumah Tahfidz Sebagai Wasilah Bangkitnya Ustadz Hafid
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Mengalami kebangkrutan dalam bisnis tidak lantas membuat Ustad Hafid Kesuma Wardhana patah semangat. Saat bisnisnya mengalami fase keterpurukan, ia bertemu dengan Ustadz Yusuf Mansur (UYM) dan mendapatkan banyak nasihat. Satu persatu nasihat UYM diterapkan olehnya, salah satunya adalah mendirikan rumah tahfidz. Perlahan, kehidupannya mulai berubah. Bisnisnya mulai kembali bangkit. Tak hanya itu, pemilik Rumah Tahfidz Sahabat Yusuf Mansur (SYM) dan Rumah Tahfidz Al Hamd Indonesia ini juga semakin bersemangat dalam dakwah Al-Qur’an. Ingin tahu amalan apa saja yang dilakukan Ustadz Hafid? Mari simak perbincangan antara jurnalis PPPA Daarul Qur'an Alfani Roosy Andinni dengan pengusaha yang bergerak di bidang multimedia production ini.

Apa motivasi Ustadz saat mendirikan rumah tahfidz?

Motivasi mendirikan rumah tahfidz itu karena Ustadz Yusuf Mansur (UYM). Alhamdulillah jadi beliau ngomong bahwa kenapa harus rumah tahfidz? Sekarang ente harus berjuang di jalan Allah, berkorban di jalan Allah. Karena itu saya di kasih surat Muhammad ayat 7. Tolonglah agama Allah, barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya. Jadi kalau misalnya ente mau jalanin, ente mau nolong agama Allah, buka rumah tahfidz. Apa sih rumah tahfidz itu? rumah tahfidz itu tempat orang-orang menghafal Al-Qur’an. Subhanallah, bayangkan jangankan menghafal 30 juz, menghafal 1 ayat saja apabila itu di rumah tahfidz kita, selama anak itu membaca ayat tersebut maka kita akan dapat pahalanya, dan itulah tabungan kita yang sebenarnya.

Bagaimana perjalanan serta suka duka  Ustadz dalam membangun rumah tahfidz?

Jadi membuka rumah tahfidz itu dibilang susah-susah gampang, gampang-gampang susah. Jadi pertama kali kami membuka rumah tahfidz di Tanjung Barat itu, Alhamdulillah di rumah saya itu kita membukanya untuk warga sekitar. Nah jadi kan ini pesan bagi teman-teman yang ingin membuka rumah tahfidz bahwa pada saat kita berjuang di jalan Allah, pasti akan ada cobaan. Ibaratnya Rasulullah SAW pada saat di Mekah menjadi Al-Amin (orang yang dapat dipercaya), tapi pada saat beliau menyampaikan ajaran Islam maka banyak orang yang membencinya bahkan ingin membunuh Rasulullah.

Jadi jangan di sangka pada saat kita hijrah, pada saat kita membuat sesuatu rumah tahfidz, itu tidak ada cobaannya. Jadi waktu itu saya pengurus masjid, pada saat saya membuka rumah tahfidz, itu tidak seindah apa yang kita bayangkan. Jadi saya buka di Tanjung Barat, Radio Dalam, dan di Puncak. Tahun pertama itu adalah tahun yang tidak mudah. Pertama saya inget banget tempel flyer semuanya dirobek. Bahwa dibilang aliran sesat, enggak sesuai syariat atau macam-macam, banyak fitnah di sana.

Dulu di Radio Dalam itu hanya ada tiga orang santri selama satu tahun, dan itu satu orangnya anak saya sendiri. Diuji banget sama Allah. Apakah kita istikamah di jalan Allah atau enggak, kalau kita istikamah di jalan Allah, Allah berikan jalan keluar. Alhamdulillah, tahun kedua berjalan, orang-orang sudah mulai melihat. Akhirnya mulai berdatangan lima, tujuh terus sampai saat ini ada 60 anak di Radio Dalam dan mereka menghafal Al-Qur’an. Ada yang udah 3 juz, 5 juz, bahkan ada yang 10 juz. Alhamdulillah karena lingkungan yang kita ciptakan, anak saya pun menjadi penghafal Al-Qur’an.

Rumah tahfidz di puncak pun seperti itu, awalnya memang ada fitnah, apalagi di daerah Jawa Barat, Puncak, wah ini alirannya beda, enggak sama pengajarannya, sempet bulan-bulan awal enggak ada orang. Tapi Alhamdulillah semenjak kita istikamah, Alhamdulillah sekarang sudah ada 17 orang, bahkan bertambah hampir 20 orang. Yang mukim pun bertambah ada yang dari Bengkulu, Bogor, Bandung, dari seluruh Indonesia.

Apa keberkahan yang Ustadz rasakan setelah mendirikan dan mengelola rumah tahfidz?

Dulu saya punya usaha yang Alhamdulillah secara duniawi lancar, tapi dikasih cobaan sama Allah. Utang saya banyak, piutang saya enggak dibayar-bayar sama klien. Disaat keterpurukan saya itu, Allah mempertemukan saya dengan UYM. Pada saat itu, ada dua amalan yang saya lakukan. Pertama, memperbaiki salat saya. Yang kedua, saya berjuang di jalan Allah dengan membuka rumah tahfidz. Itu kalau secara kapitalis - saya dulu kapitalis sekali, saya lahir di keluarga BUMN jadi sangat kapitalis -  apabila kita mau usaha kita lancar, maka yang harus kita lakukan adalah bekerja lebih giat. Kita lupa bahwa yang menolong itu adalah Allah. Nah waktu itu ada ayat dari UYM yang sampai sekarang menjadi pedoman saya, yaitu surat At Talaq ayat 2 dan 3.

Terus kemudian dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa, “Dan Allah akan memberikan rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka.” Nah itulah bonusnya, pada saat kita bertakwa kepada Allah, itulah jalan keluar yang Allah berikan itu Subhanallah. Yang saya lakukan itu hanya bertakwa. Salat dibenerin, itu langsung berubah. Ditambah dengan kita berjuang di jalan Allah. Nah itulah tadi, “Dan Allah memberikan rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka”.

Dari sana saya yakin, saya terus berjuang di jalan Allah. Maka yang saya pikirkan hanya bagaimana membuat rumah tahfidz bagaimana kita bermanfaat untuk masyarakat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain, bukan manusia yang paling kaya, yang paling tinggi jabatannya, tapi yang paling bermanfaat. Di situ saya Alhamdulillah bisa bikin rumah tahfidz, TK Islam dan yang saya lakukan hanya untuk agama Allah tapi bonusnya dari Allah. Subhanallah. Alhamdulillah saya sekarang memiliki hampir enam perusahaan yang saya sendiri sudah enggak kelola, tapi Allah yang menjamin. Allah yang memberikan orang-orang terbaiknya untuk menjalankan perusahan tersebut. Jadi Allah seperti memberikan bonus yang luar biasa. Inilah yang kalau misal dibilang, apa sih rumus hidup kita bahagia. Simple, takwa kepada Allah.

Bagi sahabat-sahabat surga semua, jangan pernah takut untuk berjuang, berdakwah di jalan Allah. Mewakafkan diri untuk menginfakkan rezeki kita membangun rumah tahfidz, karena insya Allah barang siapa yang menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya. Kunci sukses kehidupan kita bukanlah seberapa banyak harta yang kita miliki tapi banyaknya bekal yang nanti kita bawa di Yaumil Akhir. Dan apabila kita membuka rumah tahfidz, itu merupakan bekal yang luar biasa sekali. Karena setiap ayat yang mereka hafalkan akan menjadi amal ibadah kita, tabungan kita di yang nanti akan menyelamatkan, melancarkan hidup kita dan meringankan beban-beban kita pada saat kita menghadap Allah. (ara/mnx)