Royani, Driver Ojek Online yang Mendirikan Rumah Tahfidz

Royani, Driver Ojek Online yang Mendirikan Rumah Tahfidz
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Royani (51), selalu menyisihkan uang hasil jeripayahnya menjadi tukang ojek online untuk memfasilitasi santri-santrinya di Rumah Tahfidz Al-Mardiyyah. Tempat anak-anak menghafal Al-Qur’an itu ia dirikan di rumahnya sendiri yang terletak di kawasan Cimone, Tangerang.

Roy sapaan akrabnya menuturkan, punya rumah tahfidz adalah mimpinya bersama sang istri yang lima bulan terakhir ini telah Allah wujudkan. Ia sangat bersyukur lantaran belum ada setengah tahun sudah hampir 50 santri yang menghafal Al-Qur’an di rumahnya.

Hati Roy tergerak mendirikan rumah tahfidz karena ia sering mengingat dan memikirkan berbagai pertanyaan di alam kubur. Salah satunya adalah pertanyaan “siapa imammu?”. Karenanya, ia berharap rumah tahfidz yang ia dirikan menjadi penolongnya kelak di akhirat.

"Saya teringat sebuah tausiyah yang menceritakan saat kita di alam kubur kan ditanya, Man Rabbuka? Ma Imamuka? Siapa Imammu? Al-Qur'an imamku, terus saya berpikir, kalau memang Al-Qur'an memang imam kita, sudah sejauh mana ngikutin Al-Qur'an?," ujar Roy.

Roy juga berharap rumah tahfidz yang ia dirikan dapat mengganti impian orang tuanya yang dulu tak bisa menyekolahkan Roy ke pondok pesantren karena faktor ekonomi. Setidaknya, dengan mendirikan rumah tahfidz ia telah memfasilitasi anak-anak untuk belajar ilmu agama.

Santrinya kian hari kian bertambah dari berbagai kalangan usia, anak-anak, SD, SMP serta ada beberapa santri usia SMA. Bahkan, ibu-ibu yang merupakan wali santri dan warga sekitar pun kerap mengaji bersama Roy dan istrinya.

Kesibukannya menjadi tukang ojek online tidak membuatnya mengabaikan rumah tahfidz yang sudah ia bangun. Perhatian kepada para santrinya tetap Roy berikan. Ia selalu berusaha pulang sebelum Maghrib, hal itu dilakukan semata-mata karena ingin membantu sang istri mendampingi para santri menghafal Al-Qur'an.

Rasa lelah serta peluh yang ia rasakan setelah seharian mengantar penumpang kesana-kemari selalu kalah oleh kehangatan suasana rumah tahfidz yang riuh dengan lantunan kalam-kalamNya. Suara anak-anak yang mendaras Al-Qur'an menjadi penenang kalbunya. Kebahagiaan yang menurutnya tidak dapat dibandingkan dengan apapun.

"Harapan saya Rumah Tahfidz Al-Mardiyyah menghasilkan santri-santri penghafal Qur'an, dengan demikian akan bermanfaat bagi dirinya, dan orang tuanya pasti senang," tuturnya. (dio/ara)