Semarak Ujian Calon Santri Grha Tahfizh Yogyakarta

Semarak Ujian Calon Santri Grha Tahfizh Yogyakarta
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Antusiasme warga Yogyakarta untuk belajar Al-Qur’an tidak pernah surut. Hal yang harus diimbangi dengan ketersediaannya layanan belajar baik formal maupun nonformal. PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta hadir menjadi salah satu lembaga yang terus konsisten menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an dengan berbagai kategori.

Pada Juli 2019 lalu, Grha Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta kembali membuka dan mengadakan ujian penerimaan santri baru angkatan ke-3. Ujian dilaksanakan selama dua hari, yakni pada Rabu dan Kamis 24-25 Juli. Ujian bertempat di Grha tahfidz II PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Jl. Nitikan Baru No. 14 Sorosutan, Yogyakarta.

Sejak pagi sebelum ujian dimulai, para calon santri sudah memenuhi tempat ujian. Dari remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak ingin menjadi santri di Grha Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.  Mereka berasal dari berbagai latar belakang, diantaranya adalah mahasiswa, karyawan swasta, PNS, pensiunan bahkan hingga ibu rumah tangga.

Lisan para calon santri nampak komat-kamit sembari menggenggam mushaf Al-Qur’an di tangan kanannya. Ternyata, mereka sedang mempersiapkan bacaan dan hafalan Al-Qur’an yang terbaik. Mengingat, ujian yang dilakukan meliputi membaca Al-Qur’an (Tahsin) untuk calon santri yang mengambil kelas Tahsin, Tahfizh dan Tafsir. Terdapat pula tes wawancara sebagai syarat masuk kelas tahsin, tahfizh, tafsir, tartil, tilawah, bahasa arab, Tot Takmir dan sirah nabawiyah.

Ahmad Wahid salah satu calon santri mengaku senang bisa mengikuti ujian dengan lancar walaupun agak gugup ketika sesi tes membaca Al-Qur’an. Ia sangat ingin memperbaiki bacaannya dan juga menambah hafalan agar bisa menjadi Imam Sholat yang baik. "Karena kan saya sering ditunjuk jadi imam kalau di kost, di mushola dekat kost juga. Jadi, ya biar bacaannya bisa lebih bagus dan lancar," tuturnya.

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini berpendapat bahwa sebagai seorang muslim, apalagi laki-laki, harus bisa menjadi imam sholat. Pengalaman itu juga ia dapatkan ketika mengikuti KKN satu tahun lalu. Hingga menurut Wahid memperbaiki bacaan Al-Qur’an menjadi sangat penting bagi seorang imam sholat.

Alhamdulillah, ujian yang dilakukan selama dua hari tersebut berjalan dengan lancar. Harapannya, dari terselenggaranya ujian angkatan ke-3 Grha Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta dan seluruh kegiatan di dalamnya menjadi salah satu ikhtiar membumikan Al-Qur’an di tanah Ibu Pertiwi. (jgja/dio)