Senyum Pejuang Nafkah Ketika Dagangannya Diborong Habis
Melihat kehidupan para pencari nafkah seringkali membuat hati berdecak kagum dan bersyukur. Hari-hari berat yang mereka jalani tanpa kepastian berapa rupiah yang akan dibawa pulang pada hari itu untuk keluarga tercinta. Namun, kehidupan sederhana itu tak membuat para pejuang kehidupan menyerah.
Melihat kehidupan para pencari nafkah seringkali membuat hati berdecak kagum dan bersyukur. Hari-hari berat yang mereka jalani tanpa kepastian berapa rupiah yang akan dibawa pulang pada hari itu untuk keluarga tercinta. Namun, kehidupan sederhana itu tak membuat para pejuang kehidupan menyerah.
Seperti kisah hidup Ibu Sukini (63) yang setiap hari berkeliling naik sepeda pancal hingga belasan kilo meter dari rumahnya. Ibu Sukini berjualan jamu di pasar, komplek perumahan, hingga pinggir jalan raya. Ia menjual jamu dengan harga Rp5000 hingga Rp15 ribu.
“Kalau cuaca cerah dan banyak yang beli jamunya, saya bisa mendapatkan 100 ribu mba, tapi kalau hujan atau sepi seperti sekarang, kadang laku hanya satu botol, dua botol sudah Alhamdulillah,” ucap Ibu Sukini
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarganya, Ibu Sukini harus berpisah dengan suaminya yang bekerja di luar kota. Namun ia tetap bersemangat menjadi tulang punggung keluarganya.
“Alhamdulillah, saya bersyukur hari ini jamu saya diborong bisa buat beli makan satu keluarga, terima kasih,” ucap Ibu Sukini tersenyum senang tampak di wajahnya.
Kisah mengharukan juga berasal dari Bapak Junaedi (67). Ia adalah penjual pisang keliling. Junaedi berangkat sejak Subuh dan pulang tengah malam ke rumahnya di Wagir, Malang. Bahkan di musim hujan ini Junaedi sering tak pulang ke rumahnya. Ia hanya tidur di dekat gerobaknya beralaskan plastik sebagai selimutnya.
“Sehari kadang pisangnya tidak habis terjual, kadang juga tidak ada pembeli pisang sampai busuk, alhamdulillah hari ini diborong, semoga suka pisangnya,” tutur Junaedi .
Alhamdullilah, PPPA Daarul Qur’an Malang mengadakan program borong jualan para pejuang nafkah dengan zakat para donatur. Semoga doa-doa para mustahik menjadi keberkahan untuk para donatur setia PPPA Daarul Qur’an. []
Oleh: Qoria, PPPA Daarul Qur’an Malang