Subur, Menghafal dengan Pendengaran
Subur (44) salah satu tunanetra yang ditemui oleh PPPA Daarul Qur’an Surabaya ketika berada di Probolinggo, Jawa Timur. Ternyata, ia merupakan penghafal Al-Qur'an. Hafalannya pun sudah cukup banyak yakni setengah juz surat Al-Baqarah dan setengah juz 30.
Ia mengaku pernah belajar di Pondok Pesantren Fatahillah Sumber Karang, Probolinggo, selama kurang dari 9 bulan. Pengalaman itu membuat dirinya mengerti tentang tahsin.
Meski tak bisa melihat sejak lahir, tapi Subur memiliki kemampuan memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Sering mendengarkan tetangga mengaji di masjid jugs membuat dirinya semakin mendalami ilmu tajwid.
Tekat yang kuat menjadikan Subur bisa menghafal Al-Qur'an. Namun, hal itu tentu saja tidak mudah. Menurutnya, dulu orang tuanya melarang untuk pergi mengaji tapi karena niatnya yang kuat, akhirnya ia tetap pergi ke mushola dekat rumah.
“Saya waktu itu nekat pergi ke mushola untuk mengaji meskipun tidak boleh, alhamdulillah akhirnya ibu saya mengijinkan,” ungkapnya.
Memiliki cita-cita menjadi penghafal Qur’an. Namun di sisi lain, ia memahami bahwa impian tesebut harus diraih dengan penuh perjuangan. Karena, selain keterbatasan yang dimiliki, desa tempat tinggalnya juga sering mengalami pemadaman listrik.
Terlebih ia masih menggunakan tape recorder yang harus disambungkan ke listrik terlebih dahulu. Hafalannya juga sempat terhenti ketika ustadz yang mendampinginya menghafal telah meninggal dunia.
Selain mengulang hafalan dan bersosialisai bersama tetangga, keseharian Subur juga berusaha menjadikan kampungnya tetap hidup dengan cahaya Al-Qur’an. Ia mengajak anak-anak muda dan sebayanya untuk menghadiri majelis yasin dan tahlil di setiap bulannya.
“Yang saya miliki sekarang (hafalan) itu yang membuat saya tetep semangat dan itu yang menjadi bekal saya sehari-hari. Sedikit ini yang saya pakai berulang-ulang. Semoga ini bisa membawa saya tetap istiqomah dan insya allah saya akan menambah hafalan saya,“ ungkapnya.
Oleh: Septy Rachma A, PPPA Daarul Qur'an Surabaya