Waspada Terhadap Syirik Tersembunyi: Hikmah ke-21 Kitab Al-Hikam

Ikhlas adalah kunci kemurnian amal. Semakin tersembunyi amal dari pandangan manusia, semakin tinggi nilainya di sisi Allah.

Waspada Terhadap Syirik Tersembunyi: Hikmah ke-21 Kitab Al-Hikam

Salah satu penyakit hati paling berbahaya namun sering tidak disadari adalah syirik tersembunyi (riya’) — yaitu ketika seseorang beramal bukan murni karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau dilihat manusia. Inilah yang disebut oleh para ulama sebagai “syirik khafi”, syirik yang halus, tersembunyi, dan bisa merusak amal tanpa terasa.

Dalam Hikmah ke-21 Kitab Al-Hikam, Ibn ‘Athaillah As-Sakandari mengingatkan

“Sama sekali tidaklah ikhlas seseorang yang masih mencari pengganti dari Allah atas amalnya. Ikhlas itu hanya ada bila engkau beramal semata karena-Nya.”

1. Apa itu syirik tersembunyi

Syirik tersembunyi bukan berarti menyembah berhala atau percaya pada kekuatan selain Allah secara terang-terangan. Ia lebih halus dari itu — muncul dalam niat dan perasaan hati.
Contohnya:

  • Saat kita beribadah agar terlihat saleh di mata orang lain.

  • Saat kita bersedekah agar disebut dermawan.

  • Saat kita berilmu agar dikagumi, bukan untuk mencari ridha Allah.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya’.” (HR. Ahmad)

2. Mengapa syirik tersembunyi berbahaya

Karena ia merusak niat, dan niat adalah ruh dari setiap amal. Sekecil apa pun riya’, dapat menghapus pahala amal yang besar.
Allah SWT berfirman:

“Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”

(QS. Al-Kahfi: 110)

Ayat ini menegaskan bahwa amal saleh yang diterima hanyalah yang dilakukan ikhlas karena Allah semata.

3. Tanda-tanda syirik tersembunyi

Beberapa tanda halus yang perlu kita waspadai:

  • Senang dipuji ketika beramal.

  • Malas beribadah saat tidak dilihat orang.

  • Sakit hati jika amal tidak dihargai.

  • Merasa lebih baik dari orang lain karena ibadahnya.

Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa amal kita masih bercampur antara mencari ridha Allah dan keinginan duniawi.

4. Cara menghindari syirik tersembunyi

  1. Perbarui niat sebelum, selama, dan setelah beramal.

  2. Perbanyak doa agar Allah menjaga hati dari riya’. Rasulullah SAW mengajarkan doa:

    “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad)

  3. Sembunyikan amal saleh sebisa mungkin.

  4. Jangan bergantung pada pujian manusia, karena yang menilai hanyalah Allah.

Syirik tersembunyi ibarat debu halus yang menempel di hati sulit dilihat, namun dapat menutupi cahaya keikhlasan. Hikmah ke-21 dari Kitab Al-Hikam mengingatkan kita untuk selalu menata niat, agar setiap amal benar-benar menjadi bentuk pengabdian kepada Allah SWT, bukan pencarian pengakuan manusia.

Ikhlas adalah kunci kemurnian amal. Semakin tersembunyi amal dari pandangan manusia, semakin tinggi nilainya di sisi Allah.