Cara Mandi Besar Setelah Haid yang Benar Menurut Islam
Cara mandi besar setelah haid yang benar menurut Islam sangat penting untuk diketahui setiap muslimah. Sebab tata cara mandi besar ini mempengaruhi sah atau tidaknya ibadah. Berikut penjelasannya.
Cara mandi besar setelah haid yang benar menurut Islam sangat penting untuk diketahui setiap muslimah. Sebab tata cara mandi besar ini mempengaruhi sah atau tidaknya ibadah.
Seperti diketahui bahwa setiap perempuan dewasa yang beragama Islam kerap kali mengalami fase haid atau menstruasi. Setelah haid, seorang muslimah wajib mandi besar agar menghilangkan hadas dan kembali suci.
Dalam artikel kali ini akan dijelaskan cara mandi besar setelah haid yang benar menurut Islam sebagai petunjuk bagi umat muslim terutama kaum wanita.
Apa Itu Haid?
Haid adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada siklus menstruasi atau darah haid yang dikeluarkan oleh wanita setiap bulan.
Haid terjadi ketika lapisan dalam rahim (endometrium) yang telah tumbuh di dalamnya untuk menyiapkan kehamilan, melepaskan diri dan dikeluarkan bersama darah menstruasi melalui vagina.
Haid adalah suatu kondisi fisiologis yang normal dan alami bagi seorang wanita dewasa, dan merupakan tanda bahwa sistem reproduksi wanita berfungsi dengan normal.
Selama masa haid, wanita diperbolehkan untuk tidak menjalankan ibadah-ibadah tertentu seperti sholat, puasa, atau melakukan hubungan suami-istri, sesuai dengan ketentuan agama Islam.
Apa Itu Mandi Besar?
Mandi besar dikenal juga sebagai mandi junub atau mandi hadas besar. Mandi besar adalah mandi wajib dalam Islam yang dilakukan oleh seorang muslim setelah melakukan hubungan suami-istri atau setelah keluar mani. Mandi besar juga harus dilakukan oleh seorang muslimah setelah selesai menstruasi (haid) atau setelah bersalin.
Mandi besar dilakukan untuk membersihkan diri secara menyeluruh dari najis dan kotoran, baik fisik maupun spiritual, sehingga seseorang dapat kembali melakukan ibadah dengan bersih dan suci.
Mandi besar dilakukan dengan cara mengalirkan air di seluruh tubuh secara sempurna, dimulai dari kepala hingga ujung kaki, sambil mengucapkan niat dan membaca doa.
Mengapa Harus Mandi Besar Setelah Haid?
Mandi besar setelah haid (junub) adalah wajib dilakukan bagi seorang muslimah karena di dalam agama Islam, haid adalah suatu keadaan yang dianggap sebagai penghalang dalam menjalankan ibadah tertentu seperti shalat dan puasa.
Selain itu, darah haid juga merupakan zat yang kotor dan dapat menyebabkan najis, sehingga perlu dibersihkan dengan mandi besar.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Jika kamu junub, maka mandilah.” (QS. Al-Maidah ayat 6).
Mandi besar (mandi junub) dilakukan dengan cara mengalirkan air di seluruh tubuh secara sempurna dan menghilangkan najis yang ada pada tubuh.
Hal ini dilakukan untuk membersihkan diri secara menyeluruh dari kotoran dan najis sehingga dapat kembali melakukan ibadah secara bersih dan suci.
Selain itu, mandi besar juga memiliki makna simbolis yang dalam Islam dianggap sebagai tanda kesucian dan keselamatan dari dosa serta kembali pada keadaan fitrah manusia yang suci.
Oleh karena itu, mandi besar setelah haid merupakan salah satu bagian penting dalam menjaga kesucian dan kebersihan fisik dan spiritual bagi seorang muslimah.
Cara Mandi Besar Setelah Haid yang Benar Menurut Islam
Agar sebuah ibadah diterima oleh Allah, maka seorang muslim dan muslimah harus melaksanakannya sesuai ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Tata cara mandi besar juga wajib diketahui agar dapat melaksanakan ibadah dalam keadaan suci.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas dapat disimpulkan cara mandi wajib yang benar menurut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
- Ambil air dan sabun
- Membersihkan kemaluan
- Berwudhu
- Menyiram air ke atas kepala
- Usahakan air masuk ke seluruh celah rambut
- Menyiram air ke seluruh badan
- Mengusap bekas darah (farji) di kemaluan menggunakan kain atau kapas basah
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau berkata: “Kami ( istri-istri Nabi) apabila salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian dia mengambil air dengan satu tangannya lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri.” (HR Bukhari dan Abu Dawud).
Seorang muslimah juga tidak wajib menguraikan atau melepas ikatan rambutnya ketika mandi junub. Anjuran tersebut berdasarkan hadits berikut:
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha berkata: Aku (Ummu Salamah) berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang wanita, aku menguatkan jalinan rambutku, maka apakah aku harus menguraikannya untuk mandi karena junub?” Beliau bersabda: “Tidak, cukup bagimu menuangkan air ke atas kepalamu tiga kali kemudian engkau mengguyurkan air ke badanmu, kemudian engkau bersuci.” (HR. Muslim dan HR. Abu Dawud).
Itulah penjelasan mengenai cara mandi besar setelah haid yang benar menurut Islam. Melaksanakan mandi wajib adalah bentuk keimanan kepada Allah karena menjadi penentu suci atau tidaknya kondisi seorang muslim sebelum melaksanakan ibadah. Semoga bermanfaat.
Anda bisa berpartisipasi dalam program sedekah penghafal Quran bersama Laznas PPPA Daarul Qur'an. Klik di sini untuk berdonasi. Semoga Allah memberikan kesehatan dan menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin.