Baju Lebaran Bocah Pesisir Sipelot

Baju Lebaran Bocah Pesisir Sipelot
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Hidup di atas tanah pesisir bergelimang nikmat justru membawa kisah tersendiri bagi saudara muslim kita di pelosok Sipelot, Kab. Malang, Jawa Timur. Kekayaan hasil laut yang melimpah ruah justru menjadi cobaan atas nikmat yang mereka raup setiap harinya. Juga tentang jauhnya akses layanan publik dan komunikasi di salah satu kampung paling selatan di Jawa Timur ini.

Ujian kehidupan dirasakan Roy Rahman (11), salah satu anak nelayan yang bertahun-tahun menyaksikan kerasnya proses kehidupan di kampung halamannya. Didikan agama dari keluarganya tidak cukup untuk membentengi pergaulan Roy dengan teman sepantarannya yang sama sekali tidak mendapat pengarahan agama secara intensif dari orang tuanya seperti Roy.

Sejak kedatangan tim PPPA Daarul Qur’an di kampung kediamannya pertengahan Ramadhan 2019 ini, Roy hanya terdiam duduk di atas ranting kayu melihat puluhan teman-temannya tengah asik mengikuti program edukasi Mobile Qur’an (MOQU) di pantai. “Malu, anak kecil semua, pada ga puasa juga,” jawabnya singkat saat ditanya kenapa enggan bergabung dengan teman-temannya.

Seleksi alam dengan momen pensiun mengaji setelah kelas 5 SD menjadi hal yang lumrah di TPQ Kampung Qur’an Sipelot yang dibina PPPA Daarul Qur’an sejak 3 tahun lalu. Memang, badan Roy terlihat jauh lebih besar dibanding teman-temannya di TPQ. Roy tetap mengaji untuk menghafalkan Al-Qur’an bersama anak-anak lainnya. Kini, Roy sudah hafal juz 30 dan beberapa surat pilihan.

Tidak hanya dalam kegiatan TPQ, kegiatan sholat wajib pun juga memiliki masalah yang sama. Tidak ada yang spesial dengan Ramadhan tahun 1440 H kali ini. Roy tetap menjadi satu-satunya jamaah terkecil sholat dhuhur bersama tiga jamaah putra dan beberapa jamaah santri putri kecil.

“Pengen mondok aja, nggak mau kalau lanjut sekolah di sini,” tuturnya. Keinginannya untuk menjadi tentara yang hafal Al-Qur’an memang sangat sulit ia wujudkan jika harus tinggal di kampung halamannya ini. Alhamdulillah, cita-cita mulia Roy mendapat dukungan dari kedua orang tuanya. Semoga Roy diberikan kemudahan untuk menjadi tentara yang hafal Al-Qur’an dan membawa perubahan yang lebih baik untuk kampung halamannya kelak, Aamiin.

Roy adalah satu dari puluhan anak-anak Sipelot yang menerima alat sholat berupa baju koko, jilbab, dan mukena. Baju dan mukena baru dibagi ke anak-anak dan para ibu berharap mereka lebih berbahagia untuk berangkat ke masjid, mengikuti program hafalan bersama Ustadz Khoirul, berpuasa, juga sholat wajib setiap harinya, dan menghafal Al-Qur’an untuk masa depan mereka dan kampungnya.[]