Generasi Penghafal Qur'an di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Ada yang berbeda dari hari-hari libur sebelumnya bagi para siswa di Desa Binalawan, Nunukan, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara (Kaltara). Hadirnya PPPA Daarul Qur’an melalui program kampung Qur’an telah memberi warna baru bagi masyarakat di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia itu.
“Sebelum adanya program ini, sebagian besar orang tua beranggapan bahwa kegiatan tahfizh tidaklah penting, cukup jika anak-anak mereka sudah memiliki hafalan surat-surat pendek dan bisa khatam membaca Al-Qur’an,” ujar Pengasuh Rumah Tahfizh Al Mujahidin Pulau Sebatik, Ustad Ilham.
Ilham mengatakan, kampung Qur’an melalui program rumah tahfizh memberikan pencerahan bagi sebagian orang tua dan anak-anak tentang pentingnya tahfizhul Qur’an, hal ini terlihat dari antusias anak-anak belajar tahsin dan tahfizh di Rumah Tahfizh Al-Mujahidin yang saat ini memiliki 45 santri aktif.
Karenanya tutur Ilham, untuk menyambut liburan semester Rumah Tahfizh Al-Mujahidin menggelar acara Pesantren Tahfizh Holiday Tujuh Hari Hafal Juz Amma pada 24-30 Desember 2018. Kegiatan ini disambut baik para santri dan diikuti 21 orang yang terdiri dari 12 santri putra dan sembilan santri putri.
“Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan mengisi hari libur para santri dengan hal yang bermanfaat dan juga sebagai sarana untuk memperkenalkan program rumah tahfizh serta menumbuhkan rasa cinta dan semangat para santri belajar dan menghafal Al-Qur’an,” ucapnya.
Ilham mengatakan, dalam Pesntren Holiday para santri difokuskan menyelesaikan target hafalan Juz Amma dan juga menerapkan Daqu Method. Ia bersyukur lantaran dari 21 santri yang hadir, kurang lebih 10 santri menyelesaikan hafalan juz 30 itu.
“Semoga kegiatan ini memberikan motivasi bagi generasi muda Sebatik untuk mulai mencintai Al-Qur’an dengan senantiasa mempelajari dan menghafalkannya, serta hidup berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah,” harapnya.