Ibu Sambung Semulia Ibu Kandung

Dalam kehidupan, sosok ibu memiliki peran yang sangat istimewa. Ia adalah figur yang penuh kasih sayang, pengorbanan, dan kelembutan. Namun, bagaimana jika ibu yang mengasuh kita bukanlah ibu kandung? Apakah kasih sayangnya tetap sama? Jawabannya tentu saja, iya. Seorang ibu sambung bisa memiliki cinta dan ketulusan yang tak kalah dari ibu kandung.
Ibu sambung yang baik memahami bahwa perannya bukan sekadar pendamping ayah, tetapi juga menjadi pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya. Meskipun tidak melahirkan secara biologis, seorang ibu sambung mampu memberikan kasih sayang yang tulus dan mendidik dengan sepenuh hati.
Dalam Islam, kasih sayang bukan hanya diukur dari hubungan darah, tetapi juga dari ketulusan dan keikhlasan dalam mendidik serta membimbing. Rasulullah SAW sendiri memiliki ibu susuan, Halimah As-Sa’diyah, yang menyusui dan merawatnya dengan penuh kasih sayang, hingga Nabi pun sangat menghormatinya seumur hidup.
Banyak ibu sambung yang menjalani peran mereka dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Mereka harus beradaptasi dengan anak-anak yang mungkin belum sepenuhnya menerima kehadiran mereka. Proses ini tidak mudah, tetapi dengan waktu, kehangatan, dan ketulusan, hubungan tersebut bisa terjalin dengan baik.
Seorang ibu sambung juga sering berkorban dalam banyak hal, mulai dari waktu, tenaga, hingga perasaan, demi membangun keluarga yang harmonis. Mereka mendidik, merawat, dan mencintai anak-anak sambungnya layaknya anak sendiri.
Islam mengajarkan untuk menghormati orang tua, termasuk ibu sambung. Selama mereka mendidik dan merawat dengan penuh kasih sayang, seorang anak dianjurkan untuk membalasnya dengan rasa hormat dan cinta. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya..." (QS. Al-Ahqaf: 15)
Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban berbuat baik kepada orang tua juga berlaku bagi mereka yang membesarkan dan merawat kita dengan kasih sayang, termasuk ibu sambung.
Seorang ibu sambung bisa semulia ibu kandung jika ia menjalankan perannya dengan ketulusan dan penuh cinta. Kasih sayang sejati tidak selalu berasal dari hubungan darah, tetapi dari keikhlasan dan ketulusan dalam mencintai dan merawat. Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang anak menghormati dan menyayangi ibu sambungnya sebagaimana ia mencintai ibu kandungnya. Semoga kita semua dapat lebih menghargai dan menyayangi setiap sosok ibu dalam hidup kita, baik ibu kandung maupun ibu sambung. (ara)